Fenomena Hujan Es di Lampung Barat, BMKG: Tanda Alam Saat Musim Peralihan
Fenomena hujan Es terjadi disejumlah wilayah di Kabupaten Lampung Barat seperti di Pekon Argomulyo, Kecamatan Batuketulis ini.-Foto Dok---
BATUKETULIS - Hujan deras disertai angin kencang membawa fenomena yang tidak biasa terjadi di Kabupaten Lampung Barat. Di wilayah Pekon Argomulyo, Kecamatan Batuketulis, terjadi fenomena turunnya hujan es yang mengejutkan warga setempat.
Kejadian langka ini menarik perhatian masyarakat. Bahkan, video rekaman butiran es yang menyelimuti area perumahan hingga kebun kopi menjadi viral di berbagai platform media sosial, dan menjadi buah bibir warga setempat.
Peratin Pekon Argomulyo, Suryanto, mengonfirmasi fenomena alam tersebut yang sempat membuat warga terheran-heran. “Iya, mas, ada beberapa warga yang merekam. Ini jarang terjadi di sini, apalagi butiran es cukup banyak menumpuk di teras rumah hingga perkebunan kopi. Hujan es terjadi selama kurang lebih setengah jam," jelas Suryanto.
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, fenomena ini menyisakan kekaguman sekaligus tanda tanya di benak warga, yang kemudian bertanya-tanya bagaimana fenomena langka tersebut bisa terjadi di daerah mereka. “Warga tentunya heran, karena ini fenomena yang tidak biasa, dan kita bersyukur di balik fenomena ini tidak sampai menimbulkan kerusakan,” imbuhnya.
Menanggapi fenomena yang terjadi, Kepala BMKG Staklim Pesawaran, Indra Purna, menerangkan bahwa hujan es bukanlah hal yang asing meskipun jarang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, terutama di dataran tinggi. Ia menjelaskan bahwa hujan es bisa muncul akibat proses pembentukan awan cumulonimbus yang sering muncul saat peralihan musim.
“Hujan es seringkali terjadi saat pancaroba, yaitu saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Fenomena ini dimulai dengan pemanasan udara yang cukup intens atau terik, yang sering terjadi pada siang hari,” kata Indra.
Indra menjelaskan bahwa pemanasan yang intens memicu terbentuknya awan cumulonimbus atau awan konvektif yang membawa butiran es di dalamnya. “Awan ini berkembang dengan cepat dan menimbulkan perubahan cuaca yang signifikan, diiringi hembusan angin dingin dan massa udara yang berbeda, yang akhirnya menghasilkan butiran es saat hujan terjadi,” lanjutnya.
Menurutnya, kejadian serupa kemungkinan besar akan lebih sering terjadi di wilayah dataran tinggi seperti Lampung Barat, sementara dataran rendah lebih mungkin merasakan dampak angin kencang.
BMKG mengimbau warga untuk tetap waspada karena fenomena serupa bisa terjadi hingga awal November mendatang, terutama dengan peralihan musim yang sedang berlangsung. “Sampai awal bulan November, sebagian besar wilayah Lampung sudah mulai masuk ke fase perubahan musim. Pada siang hari, cuaca bisa sangat panas dan tiba-tiba berubah menjadi dingin di sore hari. Hal ini adalah tanda awal potensi angin kencang, puting beliung, atau bahkan hujan es,” tambah Indra. (edi/nopri)