Model Peternakan Bebek Petelur Secara Intensif dengan Kandang Batre oleh Petani Milenial
TERNAK: Perawatan bebek petelur yang kurang maksimal berdampak tidak optimalnya proses bertelur. Foto:Rinto Arius--
Radarlambar.bacakoran.co – Di Banjararum, Kalibawang, seorang petani milenial bernama Hery Sulistya berhasil menunjukkan kesuksesan dalam beternak bebek petelur dengan menggunakan sistem intensif dan kandang batre.
Hery memelihara sekitar 700 ekor bebek, yang menghasilkan telur dengan produktivitas yang sangat tinggi. Dengan jarak telur yang rapat di sepanjang kandang, produksi telur bebeknya mencapai tingkat keberhasilan 90%.
Hery memulai usahanya pada tahun 2014 dengan hanya 200 ekor bebek. Meskipun mengalami berbagai tantangan, seperti rendahnya produksi telur, masalah dengan tengkulak, serta beberapa kegagalan usaha, Hery tidak menyerah. Berkat pengalaman dan pembelajaran dari peternak sukses lainnya, Hery berhasil menemukan kunci sukses dalam usaha peternakan bebek.
Beberapa hal yang dianggap kunci untuk keberhasilan dalam beternak bebek petelur antara lain:
1. Pemilihan Bibit Unggul: Hery memilih bibit bebek unggul, seperti Mojosari Alabio atau Bebek Ratu, yang memiliki kualitas baik untuk produksi telur.
2. Pemberian Pakan yang Tepat: Pakan diberikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi pada setiap tahapan pertumbuhan bebek.
3. Model Kandang Batre: Menggunakan kandang model batre yang memungkinkan bebek bergerak dengan optimal dan memaksimalkan produksi telur.
4. Menghindari Stres: Bebek dijaga dari gangguan lingkungan dan stres untuk menjaga kesehatan dan produktivitas.
Melalui perawatan yang baik, bebek bisa mulai bertelur pada usia 4 bulan dan mencapai puncak produksi pada usia 6 hingga 7 bulan. Setiap butir telur dapat dijual dengan harga sekitar Rp 2.100, yang berarti jika peternak memelihara 200 ekor bebek, mereka dapat memperoleh pemasukan sekitar Rp 378.000 setiap harinya.
Kesuksesan Hery Sulistya dalam beternak bebek petelur ini telah menjadi inspirasi bagi banyak peternak lain di daerah tersebut, yang tertarik untuk meniru sistem yang diterapkan oleh petani muda ini. (*)