Jejak Kaki Fosil 280 Juta Tahun Ditemukan di Pegunungan Alpen Italia
Sebuah batu besar dengan jejak kaki fosil amfibi dan reptil yang sejajar membentuk lintasan. Foto : Via Live Science--
Radarlambar.bacakoram.co- Seorang wanita bernama Claudia Steffensen menemukan sebuah fragmen ekosistem kuno yang berusia 280 juta tahun saat mendaki di Pegunungan Alpen Italia.
Temuan ini terungkap ketika Steffensen menginjak sebuah batu yang tampak seperti lempengan semen, hanya untuk menemukan desain melingkar yang ternyata adalah jejak kaki fosil. Setelah memeriksa lebih dekat, dia sadar bahwa jejak tersebut berasal dari reptil prasejarah.
Penemuan ini memunculkan misteri lebih lanjut, dan setelah penelitian lebih mendalam, para ilmuwan menemukan sebuah ekosistem yang sangat terpelihara dari periode Permian, yang berlangsung antara 299 hingga 252 juta tahun yang lalu.
Pada masa itu, Bumi mengalami perubahan iklim dramatis yang akhirnya mengarah pada peristiwa kepunahan massal yang dikenal sebagai "Great Dying," yang menghancurkan sebagian besar spesies di planet ini.
Para peneliti menemukan beragam jejak fosil yang membentuk pola hidup ekosistem ini, seperti jejak kaki reptil, amfibi, serangga, dan artropoda.
Menariknya, mereka juga menemukan jejak-jejak benih, daun, batang, serta jejak tetesan air hujan dan gelombang yang menyentuh tepi danau purba. Semua temuan ini terawetkan dengan sangat baik berkat kondisi geologis dan kedekatannya dengan air di masa lalu.
"Jejak-jejak ini terbentuk ketika batu pasir dan serpih terendam air, menciptakan lapisan pelindung yang mengawetkan detail terkecil, termasuk pola dari bagian bawah perut hewan," jelas Ausonio Ronchi, seorang paleontolog dari Universitas Pavia.
Fosil yang ditemukan ini berasal dari sedikitnya lima spesies hewan berbeda, beberapa di antaranya diperkirakan memiliki ukuran sebesar komodo modern.
Seorang paleontolog dari Museum Sejarah Alam Milan menyebutkan bahwa temuan ini sangat signifikan karena memberi para ilmuwan kesempatan untuk mempelajari dunia yang sudah punah jauh sebelum era dinosaurus.
Menurutnya, meskipun dinosaurus belum ada saat itu jejak-jejak terbesar yang ditemukan menunjukkan adanya hewan besar yang hidup di masa itu.
Pentingnya penemuan ini semakin jelas ketika dilihat dari perspektif perubahan iklim saat ini. Para peneliti menghubungkan pemanasan global yang terjadi pada zaman Permian dengan tren pemanasan yang sedang berlangsung sekarang.
"Masa lalu memberikan pelajaran berharga tentang risiko yang kita hadapi di masa depan," kata para ilmuwan, menyoroti relevansi temuan ini dalam menghadapi tantangan perubahan iklim saat ini.
Temuan ini memberikan wawasan baru yang menakjubkan tentang sejarah Bumi, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di planet ini.(*)