Penelitian Ungkap Risiko Lebih Tinggi Diabetes Tipe 2 pada Orang Asia Timur
Pengukur kadar gula bagi penderita Diabetes. Foto:Pixabay--
Radarlambar.bacakoran.co- Diabetes, terutama tipe 2, menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan berbagai komplikasi serius, mulai dari masalah jantung hingga disfungsi ereksi. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang-orang Asia Timur memiliki risiko lebih besar untuk mengidap diabetes tipe 2 dibandingkan dengan populasi Eropa, meskipun mereka tidak mengalami obesitas yang sering dikaitkan dengan kondisi ini.
Menurut Dr. Robin Walters, peneliti dari Nuffield Department of Population Health (NDPH), fenomena ini menjadi perhatian utama karena diabetes tipe 2 pada orang Asia Timur bisa berkembang meskipun mereka memiliki berat badan yang normal berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Ini menandakan bahwa faktor genetik juga berperan besar dalam peningkatan risiko penyakit ini di kelompok etnis tertentu.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal *Nature* oleh para peneliti dari Oxford Population Health, menyelidiki data genetik dari lebih dari 433.000 orang dari China, Hong Kong, Jepang, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat.
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 61 varian genetik baru yang berkaitan dengan diabetes tipe 2, yang sebelumnya tidak ditemukan pada orang keturunan Eropa. Penemuan ini bisa menjelaskan mengapa diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang Asia Timur meskipun mereka tidak mengalami obesitas.
Varian genetik yang ditemukan terkait dengan berbagai proses tubuh, termasuk fungsi pankreas, metabolisme alkohol, hingga pengaturan lemak dalam tubuh, terutama yang berhubungan dengan peningkatan lemak di sekitar perut. Menariknya, beberapa gen yang ditemukan juga memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin, terutama di otot, dan cara pankreas memproduksi insulin. Kombinasi faktor genetik ini berpotensi mempercepat perkembangan diabetes tipe 2, dengan dampak yang lebih besar pada orang-orang keturunan Asia Timur.
Temuan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana faktor genetik memainkan peran yang lebih signifikan dalam risiko diabetes, serta pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai kondisi ini di berbagai kelompok etnis. Dengan informasi ini, diharapkan dapat dikembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih tepat sasaran, terutama bagi individu yang berisiko tinggi namun tidak menunjukkan gejala klasik seperti obesitas.(*)