Epilepsi pada Anak: Memahami Jenis, Gejala, dan Penanganannya

EPILEPSI : Pada anak terjadi ketika mengalami kejang yang berulang-ulang tanpa penyebab yang jelas.//Foto: Ilustrasi Google--

Radarlambar.bacakoran.co - Ternyata penyakit epilepsi yang terjadi pada anak ketika  mengalami kejang yang berulang-ulang tanpa diketahui penyebab yang jelas. Kondisi ini sering ditemukan pada anak dengan riwayat keluarga epilepsi atau gangguan perkembangan saraf. Namun, epilepsi memiliki berbagai jenis dan tidak selalu ditandai dengan kejang yang terlihat.



Kondisi ini dapat muncul di berbagai usia, mulai dari bayi hingga remaja, tergantung pada tipe epilepsi yang dialami. Epilepsi disebabkan  aktivitas listrik yang ada di otak yang tidak bisa terkendali.



Meskipun kejang sering kali menjadi gejala utama epilepsi, tidak semua kejang berasal dari epilepsi. Faktor lain, seperti demam tinggi, juga bisa memicu kejang. Jika seorang anak mengalami dua atau lebih kejang tanpa penyebab yang jelas, biasanya hal ini dikategorikan sebagai epilepsi.


Jenis dan Gejala Epilepsi pada Anak

Epilepsi dapat dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan lokasi dan intensitas aktivitas listrik di otak, yaitu kejang parsial dan kejang total. Berikut adalah penjelasan masing-masing:



1. Kejang Parsial

Kejang ini melibatkan satu sisi otak saja dan dapat dibagi lagi menjadi dua jenis:

Kejang Parsial Sederhana: Ditandai dengan kejang atau sensasi kesemutan pada bagian tubuh tertentu seperti tangan atau kaki, tanpa kehilangan kesadaran.


Kejang Parsial Kompleks: Melibatkan perubahan kesadaran, dengan perilaku seperti menggigit bibir atau menangis tanpa alasan.


2. Kejang Total

Kejang total memengaruhi kedua sisi otak dan sering kali menyebabkan kehilangan kesadaran. Jenis-jenisnya meliputi:

Kejang Absen: Anak terlihat melamun, tidak merespons, dan mungkin mengalami kedutan pada wajah atau mata.

Kejang Atonik: kejang antonik biasanya di akibatkan  tiba-tiba jatuh atau kehilangan kekuatan otot.

Kejang Tonik-Klonik: Ditandai dengan kekakuan tubuh, gemetaran, serta nyeri otot setelah kejang.

Kejang Mioklonik: Terjadi gerakan cepat pada otot.


Setelah kejang, anak biasanya merasa bingung atau lelah, dan mungkin tidak ingat apa yang terjadi.


Langkah Penanganan Epilepsi pada Anak


Ketika anak menggalami kejang sebaiknya tetap untuk menjaga anak agar tidak terluka.
Berikut langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan:

* Pindahkan anak ke tempat aman.
* Jauhkan benda-benda tajam atau berbahaya di sekitarnya.
* Letakkan benda empuk di bawah kepala anak.
* Jangan menahan tubuh anak dan tidak  memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya.
* Catat durasi dan perilaku selama kejang.


Pengobatan biasanya melibatkan pemberian obat antikejang. Pada beberapa kasus yang sulit diatasi, dokter mungkin merekomendasikan diet ketogenik yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Pola makan ini masih dalam penelitian untuk mengetahui efektivitasnya terhadap epilepsi.


Penting untuk membedakan kejang demam dari epilepsi. Jika anak menggalmai kejang demam tidak memiliki risiko lebih tinggi  menderita epilepsi dibandingkan anak lainnya.


Penanganan yang tepat sangat penting untuk mendukung kualitas hidup anak dengan epilepsi.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan