Laut Mediterania Hampir Menghilang 5 Juta Tahun Lalu: Fakta dan Penyebabnya

Laut Mediterania.// Foto: Getty Images/Carlos Gil--

Radarlambar.Bacakoran.co - Sekitar 5,5 juta tahun yang lalu, Laut Mediterania hampir menghilang akibat penguapan besar-besaran yang menyebabkan sebagian besar wilayahnya mengering. Peristiwa ini dikenal sebagai Krisis Salinitas Messinian (MSC), yang menyebabkan kenaikan drastis kadar garam atau salinitas di lautan. Fenomena ini telah menjadi topik penelitian ilmiah yang menarik perhatian para ahli geologi dan iklim.

Laut Mediterania, yang terletak di antara benua Eropa, Afrika, dan Asia, terhubung dengan Samudra Atlantik melalui Selat Gibraltar. Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Giovanni Aloisi, ilmuwan sistem Bumi dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), mengungkapkan penyebab serta fase-fase dari peristiwa MSC ini. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana perubahan besar pada salinitas dan volume air dapat memengaruhi ekosistem global.
Krisis Salinitas Messinian: Proses Dua Fase

Penelitian yang diterbitkan dalam Nature Communications pada November 2024 menunjukkan bahwa Krisis Salinitas Messinian berlangsung dalam dua fase utama. Pada fase pertama, yang berlangsung sekitar 35.000 tahun, pasokan air dari Samudra Atlantik ke Laut Mediterania berkurang secara drastis. Hal ini menyebabkan penguapan air laut yang sangat tinggi, karena air tidak dapat digantikan dengan air tawar dari luar. Akibatnya, proses pengendapan garam pun semakin cepat.

Menurut Aloisi, pembatasan pasokan air ini mempercepat pengendapan garam dan penguapan air di Mediterania. Dengan kondisi ini, salinitas laut meningkat tajam, dan banyak bagian laut mulai menyusut.

Pada fase kedua, yang berlangsung selama 10.000 tahun berikutnya, Laut Mediterania menjadi sepenuhnya terisolasi dari Samudra Atlantik. Tanpa suplai air baru, laut ini mengalami penyusutan ekstrem, bahkan terpisah menjadi dua bagian. Pada titik ini, Laut Mediterania menyusut hingga kedalaman 2,1 kilometer, menciptakan jembatan darat yang menghubungkan benua Afrika dan Eropa.
Dampak Global dan Implikasi Penelitian

Penyusutan yang terjadi selama MSC tidak hanya berdampak pada ekosistem lokal, tetapi juga berpotensi memengaruhi iklim global. Penurunan volume air yang mencapai 69 persen ini dapat mengubah pola curah hujan dan memengaruhi iklim di kawasan Mediterania. Kondisi ini juga mungkin memengaruhi iklim global pada saat itu, Aloisi juga menambahkan bahwa data yang dihasilkan dari penelitian ini dapat membantu memahami evolusi biologi, geologi, dan iklim di wilayah Mediterania.

Selain itu, penelitian ini memberikan informasi penting mengenai kondisi geografi Selat Gibraltar. Diketahui bahwa selat ini kini jauh lebih lebar dan dalam dibandingkan dengan keadaan saat MSC terjadi. Tanpa koneksi ke Samudra Atlantik, permukaan Laut Mediterania dapat mengalami penurunan hingga setengah meter per tahun, sebuah penurunan yang sangat signifikan.

Temuan ini bukan hanya memperkaya pengetahuan kita tentang perubahan geologis di masa lalu, tetapi juga memiliki implikasi besar dalam studi perubahan iklim dan evolusi ekosistem yang kita hadapi saat ini.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan