Strategi Pembangunan Perkopian di Lampung Barat: Meningkatkan Produksi Kopi dan Kesejahteraan Petani

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Yudha Setiawan, S.I.P.,Foto Lusiana--

Radarlambar.bacakoran.co - Kabupaten Lampung Barat dikenal sebagai penghasil kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung. Kopi robusta menjadi salah satu produk unggulan daerah yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian lokal. Pemerintah setempat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) telah merancang sejumlah strategi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi di daerah ini.

Peningkatan Produksi Kopi

Pada tahun 2023, luas lahan kopi robusta di Lampung Barat mencapai 54.096 hektar dengan total produksi 52.326 ton. Dengan produktivitas 1.046 kg/ha, harga kopi robusta juga mengalami kenaikan signifikan pada Juli 2023, mencapai Rp37.240 per kilogram. Pada tahun 2024, diperkirakan produksi kopi akan meningkat sekitar 20%, dengan hasil sementara mencapai 62.979,5 ton dan produktivitas meningkat menjadi 1.260 kg/ha. Harga kopi mengalami kenaikan menjadi Rp70.000 per kilogram.

Strategi Peningkatan Produktivitas Kopi

Untuk mencapai target tersebut, beberapa langkah strategis telah disiapkan oleh pemerintah daerah. Salah satunya adalah penggunaan bibit kopi unggul, seperti Korolla 1 (Kopi Tugu Kuning), Korolla 2 (Kopi Tugu Hijau), Korolla 3 (Kopi Lengkong), dan Korolla 4 (Kopi Bodong Jaya). Selain itu, varietas unggul lain yang sedang dalam proses pendaftaran antara lain Cipto, Imam Giham, Rohibat, dan Bagio.

Penerapan teknik budidaya yang tepat juga menjadi fokus penting. Petani diajak untuk menerapkan praktek pertanian yang baik, seperti jarak tanam 2x2 meter dengan populasi 2.500 batang per hektar, serta menggunakan tanaman penaung untuk melindungi kopi dari paparan sinar matahari langsung. Diversifikasi tanaman, seperti pisang, pepaya, dan cabai, juga diterapkan untuk meningkatkan hasil pertanian secara menyeluruh.

Pengelolaan Lahan dan Pemanfaatan Teknologi

Selain itu, pengelolaan lahan secara berkelanjutan menjadi kunci dalam mempertahankan keberlanjutan produksi kopi. Program Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan dan Air (SL PLA) dirancang untuk memberikan edukasi kepada petani mengenai cara-cara pengelolaan lahan 

yang ramah lingkungan. Praktik pembuatan pupuk organik, konservasi lahan dengan terasering, serta penggunaan sistem irigasi yang efisien turut menjadi bagian dari upaya tersebut.

Pemanfaatan teknologi juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan efisiensi produksi kopi. Penggunaan mesin roasting modern dan alat pengolahan kopi lainnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan. Selain itu, bantuan alat mesin pertanian (alsintan) juga diberikan untuk mempermudah proses produksi kopi.

Peningkatan Kualitas SDM Petani dan Pendapatan

Salah satu fokus utama pemerintah daerah adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) petani. Program pelatihan melalui Sekolah Kopi dan rembug petani dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam teknik budidaya dan pengolahan kopi. Diharapkan, dengan keterampilan yang lebih baik, petani kopi di Lampung Barat bisa memperoleh hasil yang lebih maksimal.

Pemerintah juga menginisiasi program Kopi Raja (Intercropping Kopi, Rawit, dan Jahe) dan integrasi ternak kambing PE sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan petani. Program ini bertujuan untuk membantu petani mendapatkan sumber pendapatan tambahan selain kopi, yang dapat memberikan ketahanan ekonomi bagi keluarga petani.

Melalui strategi-strategi yang ada, Lampung Barat berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas kopi robusta yang berkualitas, serta kesejahteraan petani melalui pelatihan, pemanfaatan teknologi, dan diversifikasi pendapatan. Diharapkan, daerah ini dapat terus menjadi pusat produksi kopi yang dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional, sekaligus membawa manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat setempat. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan