Soal teror harimau di Pekon Rawas, BKSDA akan Segera Tinjau Lokasi
BKSDA Bengkulu SKW III Lampung Apriyan Sucipto --
Sementara itu, keberadaan harimau ini memicu keresahan warga setelah salah satu hewan peliharaan, seekor anjing milik Mad Zikwan, menjadi mangsa hewan buas tersebut. Menurut Mad Zikwan, insiden bermula pada Sabtu malam, 7 Desember 2024, sekitar pukul 20.00 WIB. Tiga ekor anjing peliharaannya menggonggong tak seperti biasanya di sekitar rumahnya di Way Balak. Meski merasa ada sesuatu yang tidak wajar, ia tidak menyangka bahwa harimau berada begitu dekat.
“Satu anjing saya memang tidak diikat, kemungkinan besar dia mengejar harimau itu. Sampai pagi anjing tersebut tidak pulang. Saya mencarinya dan menemukan hanya tinggal tulangnya di semak belukar, sekitar 200 meter dari rumah,” ungkapnya.
Saat pagi hari, tulang-belulang anjing tersebut masih berada di lokasi. Namun, pada sore harinya, jejak bangkai itu hilang. Sepertinya harimau itu kembali untuk mengambil sisa bangkai. Ia memastikan keberadaan harimau setelah menemukan jejak kaki besar di sekitar lokasi.
“Jejak kaki sangat jelas, lebarnya sekitar empat jari tangan orang dewasa. Ini bukan jejak hewan biasa,” tegasnya.
Keterangan Mad Zikwan diperkuat oleh dua warga lainnya, Fery dan Haikal, yang mengaku melihat tiga ekor harimau pada waktu berbeda di lokasi yang sama. Berdasarkan pengamatan mereka, satu harimau berukuran besar sementara dua lainnya lebih kecil, diduga induk dan anak-anaknya.*