PKBI Gelar Refleksi Kegiatan Sekaligus Rayakan HUT Ke-66
PKBI Cabang Lampung Barat Menggelar Refleksi Kegiatan Tahun 2023 dan HUT PKBI Ke-66 di Aula Selinggang Alam Sekuting Pekon Watas Kecamatan Balikbukit, kemarin. Foto Dok --
BALIKBUKIT - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Lampung Barat menggelar Refleksi Kegiatan Tahun 2023 dan HUT PKBI Ke-66 di Aula Selinggang Alam Sekuting, Pekon Watas, Kecamatan Balik Bukit Sabtu 16 Desember 2023.
Sekretaris PKBI Cabang Lampung Barat Drs. Sandarsyah mendampingi Pj. Ketua PKBI Cabang setempat Drs. Tono Suparman mengungkapkan kegiatan yang bertemakan “Keluarga Bertanggung jawab dan Inklusif” dengan tema khusus “Tidak Semua Perkumpulan itu PKBI”, dihadiri oleh segenap pengurus PKBI Cabang Lampung Barat dan pengurus Forum Remaja PKBI “Surgawi”.
”Disamping merayakan HUT PKBI Ke-66, juga dilakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan tahun 2023 dan menetapkan kegiatan apa yang akan dilaksanakan pada tahun 2024,” tegas Sandarsyah, Sabtu 16 Desember 2023
Dijelaskannya, untuk tahun 2023 ini, ada 13 kegiatan yang sudah dilakukan oleh PKBI Lampung Barat, yaitu Rapat Pengurus Cabang II PKBI Lampung Barat, Apel Bela Sungkawa dan Ziarah Makam Gempa Bumi Liwa 1994, Audiensi Bilateral PKBI Daerah Lampung dengan PKBI Cabang Lampung Barat, mendampingi PKBI Daerah Lampung Berkunjung ke TK Neger 1 Balik Bukit.
Kemudian, mendampingi Audiensi PKBI Daerah Lampung dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, Kisah Sukses Story (KISS) Female 2023, Pelatihan Dasar Hak Kesehatan Seksual Remaja, serta Lomba Ceria Pengucapan Pancasila dan Menyanyikan Garuda Pancasila (LCP2PMGP)
Lalu, Milenial Zombie Fest (MIZOFEST) 2023, Upacara Bersama HUT RI Ke-78 : KKI Kabupaten Lampung Barat, PKBI Cabang Lampung Barat, SMPN Satu Atap 2 Balik Bukit dan SDN 2 Bahway, Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) PKBI Lampung Barat, Anugerah dan Penghargaan Mutiaraku Lahir X/2023, serta Refleksi Kegiatan PKBI Cabang Lampung Barat Tahun 2023 dan Peringatan HUT Ke-66 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Bekenaan dengan kampanye Anti Rokok, lanjut Sandarsyah, PKBI Cabang Lampug Barat telah melakukan kegiatan Apel Besar Kesadaran Remaja Berhenti Merokok (ABKRAB.M) sejumlah sepuluh kali, Apel Madya Wisuda ASN/PPPK/PTT/TKS Merokok (AMAWASTIKOK) tiga kali, dan Apel Taubat Wredatama Berhenti Merokok (ATWBM) sekali.
Masih kata dia, sedangkan untuk kegiatan pada 2024, PKBI Cabang Lampung Barat akan melakukan kegiatan Studi Tiru Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), Remaja GANTENG CANTIK (eleGAN, maTENG CANda bereTIKa), Fashion Show ASN/TNI/POLRI, Lomba VOLly Net TERpal (VOLNETER), MUSCAB PKBI Lampung Barat, dan LIYASANAK.
Lalu, ADOLESCENT COVER’24, Mutiaraku Lahir XI/2024, Pekan Bhakti PKBI 2024, KOLABURASI 4 – 5 (4 Konsensus Kebangsaan dengan 5A Agenda), Rapat Kerja Cabang III/2024, serta Kampanye Anti Kekerasan Anak dan Remaja.
Sebagai kilas balik kini Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menapak di usia 66 tahun. PKBI berdiri sejak 23 Desember 1957. PKBI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempelopori gerakan Keluarga Berencana Indonesia.
Lahirnya PKBI dilatarbelakangi oleh keperihatinan para pendirinya, yang terdiri dari sekelompok tokoh masyarakat dan ahli kesehatan terhadap masalah kependudukan dan tingginya angka kematian ibu di Indonesia.
Gagasan tentang Keluarga Berencana menghadapi tantangan yang sangat besar di era tahun1950-an. Sebagian besar masyarakat cenderung melihat Keluarga Berencana sebagai upaya pembatasan kehamilan semata, yang pada masa itu dinilai sebagai suatu hal yang dianggap sebagai bentuk perampasan kemerdekaan yang baru saja mereka nikmati.
Di sisi lain pada periode tersebut pemerintah belum menyadari manfaat Keluarga Berencana bagi peningkatan kualitas bangsa. Saat itu hamil dan melahirkan ditanamkan sebagai tugas mulia perempuan untuk melahirkan jutaan generasi baru Indonesia yang akan mengelola sumberdaya alam yang melimpah dan mengangkat citra Indonesia sebagai bangsa yang besar di mata dunia.
”Banyaknya perempuan hamil dan melahirkan berdampak pada kesehatan perempuan yaitu tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini semakin menguatkan para pendiri PKBI untuk membentuk wadah gerakan Keluarga Berencana,” pungkasnya. (lusiana)