Metode Bertanam Urban Farming, Solusi di Lahan Terbatas

Urban Farming / Foto--Pixabay--

Radarlambar.Bacakoran.co - Urban farming atau pertanian kota semakin berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan pangan yang meningkat di daerah perkotaan. Dengan lahan yang terbatas, pertanian kota menjadi pilihan bagi banyak orang yang ingin bertani di lingkungan yang padat. Selain untuk konsumsi pribadi, urban farming juga berpotensi dikembangkan menjadi usaha kecil-kecilan. Bahkan, kegiatan ini mampu memenuhi hingga 15% dari total kebutuhan pangan. Berbagai metode bertanam pun bisa diterapkan, masing-masing menawarkan cara yang praktis dan efisien meski dalam ruang terbatas.

Salah satu metode yang sering digunakan adalah wick system, yang sangat sederhana dan mudah dibuat. Sistem ini memanfaatkan botol bekas air mineral yang diisi dengan larutan nutrisi di bagian bawahnya. Melalui gaya kapilaritas, nutrisi akan mengalir ke media tanam yang diserap oleh akar tanaman. Keunggulan utama dari metode ini adalah biaya yang rendah dan tidak memerlukan tenaga listrik, membuatnya mudah diterapkan oleh siapa saja. Namun, metode ini memiliki kekurangan, seperti kurang efisien dalam memberikan nutrisi dan memerlukan pembersihan wadah secara berkala. Selain itu, kurangnya oksigen di sekitar akar dapat memperlambat pertumbuhan tanaman.

Metode lain yang juga banyak digunakan adalah ebb and flow system, atau sistem pasang surut. Dalam sistem ini, media tanam akan dibanjiri nutrisi hingga batas tertentu, kemudian larutan nutrisi akan kembali ke penampungan. Proses ini diulang secara bergantian. Sistem ini menggunakan timer untuk mengatur pompa yang mengalirkan nutrisi. Meskipun cukup efisien, ebb and flow system rentan terhadap pemadaman listrik atau kerusakan pompa, yang bisa mengganggu kelangsungan pemberian nutrisi ke tanaman.

Drip system merupakan metode yang lebih sederhana dan efisien, menggunakan pompa untuk meneteskan nutrisi langsung ke tanaman melalui media tanam. Pompa ini diatur oleh timer untuk mengontrol waktu pemberian nutrisi. Media tanam yang biasa digunakan dalam sistem ini adalah cocopeat, sekam bakar, atau pasir. Drip system mudah digunakan dan lebih hemat dibandingkan dengan sistem lain, namun perlu diperhatikan kondisi pH media tanam agar nutrisi yang diberikan tetap seimbang.

Selain itu, ada juga metode NFT (Nutrient Film Technique) yang cukup populer, terutama untuk tanaman kecil seperti selada atau herbal. Metode ini menggunakan aliran nutrisi yang terus-menerus mengalir melewati akar tanaman, memberikan oksigen dan nutrisi dalam jumlah cukup. NFT sangat efisien dalam menyediakan oksigen yang melimpah untuk tanaman. Namun, metode ini rentan terhadap kekurangan air jika terjadi gangguan seperti pemadaman listrik, yang dapat menghambat aliran nutrisi.

Terakhir, sistem aeroponik merupakan metode yang menumbuhkan tanaman tanpa media tanam. Akar tanaman digantung di udara dan disemprotkan dengan larutan nutrisi yang kaya oksigen, yang membantu tanaman menyerapnya lebih mudah. Metode ini sangat efisien dalam penggunaan air dan pemberian oksigen, namun biayanya cukup tinggi, sehingga lebih cocok untuk mereka yang memiliki anggaran lebih.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan