Negara-negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru Masehi dan Alasan di Baliknya
Thailand Merayakan Tahun Baru Songkran.//Foto:dok./net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Tahun baru Masehi yang jatuh pada 1 Januari dirayakan di banyak negara di seluruh dunia. Tapi, ada beberapa negara yang tidak mengikuti perayaan tersebut, meskipun pergantian tahun dianggap sebagai waktu yang penting. Sebagai penggantinya negara-negara tersebut merayakan tahun baru berdasarkan kalender dan tradisi budayanya masing-masing. Berikut adalah enam negara yang tidak merayakan Tahun Baru Masehi dan alasan di baliknya.
1. China
Di China ternyata perayaan tahun baru mengikuti kalender lunar yang biasanya jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari. Perayaan ini dikenal sebagai Festival Musim Semi. Tahun Baru China adalah momen penting yang melibatkan reuni keluarga, parade meriah, serta tarian naga dan barongsai yang menjadi ikon budaya. Setiap tahun di China juga dikaitkan dengan salah satu dari dua belas hewan zodiak. Momen puncak perayaan adalah makan malam reuni keluarga yang menggambarkan pentingnya persatuan dan kebersamaan.
2. Negara-negara Islam
Bagi negara-negara yang mengikuti kalender Islam, Tahun Baru Hijriah adalah momen yang lebih signifikan dibandingkan Tahun Baru Masehi. Tahun baru ini dijadiakn sebagai peristiwa memperingati Hijrah atau perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Tanggal tahun baru Islam ini berubah setiap tahun, karena kalender Hijriah didasarkan pada perputaran bulan. Di beberapa daerah, Tahun Baru Hijriah dirayakan dengan perayaan budaya dan sosial, meskipun lebih sering diperingati sebagai momen untuk refleksi spiritual dan rasa syukur.
3. Thailand
Sementara itu di Thailand Tahun Baru dirayakan di bulan April melalui festival Songkran. Festival ini terkenal dengan tradisi perang air yang melambangkan pembersihan dan pemurnian dari kesialan tahun sebelumnya. Selain pertempuran air, perayaan Songkran juga meliputi penghormatan kepada orang yang lebih tua, berdoa di kuil, serta partisipasi dalam berbagai kegiatan budaya dan keagamaan. Songkran sendiri ternyata mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, pembaruan dan penghormatan di masyarakat Thailand.
4. Iran dan Negara-negara Persia
Nowruz ternyata memiliki arti “Hari Baru” di dalam bahasa Persia nya yaitu perayaan Tahun Baru Persia yang menandai datangnya musim semi. Perayaan ini jatuh pada sekitar tanggal 20 Maret dan dirayakan di Iran serta negara-negara lain yang memiliki pengaruh budaya Persia. Tradisi Nowruz meliputi pembersihan rumah, kunjungan ke keluarga dan teman, serta berbagai ritual yang melambangkan pembaruan. Nowruz juga mencerminkan hubungan erat antara alam, budaya, dan perubahan musim.
5. Sri Lanka
Aluth Avurudda atau Tahun Baru Sinhala dan Tamil yaitu perayaan Tahun Baru tradisional di bulan April di Sri Lanka. Perayaan ini menandai berakhirnya musim panen dan transisi ke tahun astrologi baru. Selain menyajikan hidangan khas dan merayakan dengan musik serta tarian, masyarakat Sri Lanka juga menjalani serangkaian upacara, termasuk membersihkan dan mendekorasi rumah mereka. Perayaan ini memiliki makna budaya yang mendalam, menekankan kebersamaan dan tradisi masyarakat.
6. India
Di India, perayaan tahun baru bervariasi tergantung pada kalender lokal yang digunakan di berbagai wilayah. Misalnya, di Punjab, perayaan Baisakhi menandai awal tahun baru, sementara di Assam dirayakan dengan Bihu. Di Odisha, Pana Sankranti atau Maha Bisubha Sankranti adalah tanda dimulainya tahun baru, sedangkan di wilayah Andhra Pradesh, Telangana, Karnataka, dan Maharashtra, Ugadi atau Gudi Padwa menjadi hari pertama tahun baru. Keragaman budaya dan kalender lokal menjadikan perayaan tahun baru di India sangat beragam, mencerminkan tradisi yang kaya di setiap daerah.(*)Negara-negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru Masehi dan Alasan di Baliknya
Tahun baru Masehi yang jatuh pada 1 Januari dirayakan di banyak negara di seluruh dunia. Tapi, ada beberapa negara yang tidak mengikuti perayaan tersebut, meskipun pergantian tahun dianggap sebagai waktu yang penting. Sebagai penggantinya negara-negara tersebut merayakan tahun baru berdasarkan kalender dan tradisi budayanya masing-masing. Berikut adalah enam negara yang tidak merayakan Tahun Baru Masehi dan alasan di baliknya.
1. China
Di China ternyata perayaan tahun baru mengikuti kalender lunar yang biasanya jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari. Perayaan ini dikenal sebagai Festival Musim Semi. Tahun Baru China adalah momen penting yang melibatkan reuni keluarga, parade meriah, serta tarian naga dan barongsai yang menjadi ikon budaya. Setiap tahun di China juga dikaitkan dengan salah satu dari dua belas hewan zodiak. Momen puncak perayaan adalah makan malam reuni keluarga yang menggambarkan pentingnya persatuan dan kebersamaan.
2. Negara-negara Islam
Bagi negara-negara yang mengikuti kalender Islam, Tahun Baru Hijriah adalah momen yang lebih signifikan dibandingkan Tahun Baru Masehi. Tahun baru ini dijadiakn sebagai peristiwa memperingati Hijrah atau perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Tanggal tahun baru Islam ini berubah setiap tahun, karena kalender Hijriah didasarkan pada perputaran bulan. Di beberapa daerah, Tahun Baru Hijriah dirayakan dengan perayaan budaya dan sosial, meskipun lebih sering diperingati sebagai momen untuk refleksi spiritual dan rasa syukur.
3. Thailand
Sementara itu di Thailand Tahun Baru dirayakan di bulan April melalui festival Songkran. Festival ini terkenal dengan tradisi perang air yang melambangkan pembersihan dan pemurnian dari kesialan tahun sebelumnya. Selain pertempuran air, perayaan Songkran juga meliputi penghormatan kepada orang yang lebih tua, berdoa di kuil, serta partisipasi dalam berbagai kegiatan budaya dan keagamaan. Songkran sendiri ternyata mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, pembaruan dan penghormatan di masyarakat Thailand.
4. Iran dan Negara-negara Persia
Nowruz ternyata memiliki arti “Hari Baru” di dalam bahasa Persia nya yaitu perayaan Tahun Baru Persia yang menandai datangnya musim semi. Perayaan ini jatuh pada sekitar tanggal 20 Maret dan dirayakan di Iran serta negara-negara lain yang memiliki pengaruh budaya Persia. Tradisi Nowruz meliputi pembersihan rumah, kunjungan ke keluarga dan teman, serta berbagai ritual yang melambangkan pembaruan. Nowruz juga mencerminkan hubungan erat antara alam, budaya, dan perubahan musim.
5. Sri Lanka
Aluth Avurudda atau Tahun Baru Sinhala dan Tamil yaitu perayaan Tahun Baru tradisional di bulan April di Sri Lanka. Perayaan ini menandai berakhirnya musim panen dan transisi ke tahun astrologi baru. Selain menyajikan hidangan khas dan merayakan dengan musik serta tarian, masyarakat Sri Lanka juga menjalani serangkaian upacara, termasuk membersihkan dan mendekorasi rumah mereka. Perayaan ini memiliki makna budaya yang mendalam, menekankan kebersamaan dan tradisi masyarakat.
6. India
Di India, perayaan tahun baru bervariasi tergantung pada kalender lokal yang digunakan di berbagai wilayah. Misalnya, di Punjab, perayaan Baisakhi menandai awal tahun baru, sementara di Assam dirayakan dengan Bihu. Di Odisha, Pana Sankranti atau Maha Bisubha Sankranti adalah tanda dimulainya tahun baru, sedangkan di wilayah Andhra Pradesh, Telangana, Karnataka, dan Maharashtra, Ugadi atau Gudi Padwa menjadi hari pertama tahun baru. Keragaman budaya dan kalender lokal menjadikan perayaan tahun baru di India sangat beragam, mencerminkan tradisi yang kaya di setiap daerah.(*)Negara-negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru Masehi dan Alasan di Baliknya
Tahun baru Masehi yang jatuh pada 1 Januari dirayakan di banyak negara di seluruh dunia. Tapi, ada beberapa negara yang tidak mengikuti perayaan tersebut, meskipun pergantian tahun dianggap sebagai waktu yang penting. Sebagai penggantinya negara-negara tersebut merayakan tahun baru berdasarkan kalender dan tradisi budayanya masing-masing. Berikut adalah enam negara yang tidak merayakan Tahun Baru Masehi dan alasan di baliknya.
1. China
Di China ternyata perayaan tahun baru mengikuti kalender lunar yang biasanya jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari. Perayaan ini dikenal sebagai Festival Musim Semi. Tahun Baru China adalah momen penting yang melibatkan reuni keluarga, parade meriah, serta tarian naga dan barongsai yang menjadi ikon budaya. Setiap tahun di China juga dikaitkan dengan salah satu dari dua belas hewan zodiak. Momen puncak perayaan adalah makan malam reuni keluarga yang menggambarkan pentingnya persatuan dan kebersamaan.
2. Negara-negara Islam
Bagi negara-negara yang mengikuti kalender Islam, Tahun Baru Hijriah adalah momen yang lebih signifikan dibandingkan Tahun Baru Masehi. Tahun baru ini dijadiakn sebagai peristiwa memperingati Hijrah atau perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Tanggal tahun baru Islam ini berubah setiap tahun, karena kalender Hijriah didasarkan pada perputaran bulan. Di beberapa daerah, Tahun Baru Hijriah dirayakan dengan perayaan budaya dan sosial, meskipun lebih sering diperingati sebagai momen untuk refleksi spiritual dan rasa syukur.
3. Thailand
Sementara itu di Thailand Tahun Baru dirayakan di bulan April melalui festival Songkran. Festival ini terkenal dengan tradisi perang air yang melambangkan pembersihan dan pemurnian dari kesialan tahun sebelumnya. Selain pertempuran air, perayaan Songkran juga meliputi penghormatan kepada orang yang lebih tua, berdoa di kuil, serta partisipasi dalam berbagai kegiatan budaya dan keagamaan. Songkran sendiri ternyata mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, pembaruan dan penghormatan di masyarakat Thailand.
4. Iran dan Negara-negara Persia
Nowruz ternyata memiliki arti “Hari Baru” di dalam bahasa Persia nya yaitu perayaan Tahun Baru Persia yang menandai datangnya musim semi. Perayaan ini jatuh pada sekitar tanggal 20 Maret dan dirayakan di Iran serta negara-negara lain yang memiliki pengaruh budaya Persia. Tradisi Nowruz meliputi pembersihan rumah, kunjungan ke keluarga dan teman, serta berbagai ritual yang melambangkan pembaruan. Nowruz juga mencerminkan hubungan erat antara alam, budaya, dan perubahan musim.
5. Sri Lanka
Aluth Avurudda atau Tahun Baru Sinhala dan Tamil yaitu perayaan Tahun Baru tradisional di bulan April di Sri Lanka. Perayaan ini menandai berakhirnya musim panen dan transisi ke tahun astrologi baru. Selain menyajikan hidangan khas dan merayakan dengan musik serta tarian, masyarakat Sri Lanka juga menjalani serangkaian upacara, termasuk membersihkan dan mendekorasi rumah mereka. Perayaan ini memiliki makna budaya yang mendalam, menekankan kebersamaan dan tradisi masyarakat.
6. India
Di India, perayaan tahun baru bervariasi tergantung pada kalender lokal yang digunakan di berbagai wilayah. Misalnya, di Punjab, perayaan Baisakhi menandai awal tahun baru, sementara di Assam dirayakan dengan Bihu. Di Odisha, Pana Sankranti atau Maha Bisubha Sankranti adalah tanda dimulainya tahun baru, sedangkan di wilayah Andhra Pradesh, Telangana, Karnataka, dan Maharashtra, Ugadi atau Gudi Padwa menjadi hari pertama tahun baru. Keragaman budaya dan kalender lokal menjadikan perayaan tahun baru di India sangat beragam, mencerminkan tradisi yang kaya di setiap daerah.(*)