Atasi Stunting-Pernikahan Dini, PC IPNU dan IPPNU Diajak Berperan Aktif
Jajaran pengurus PC IPNU dan IPPNU melakukan audiensi dengan Pj Bupati Lampung Barat, Nukman di kantor bupati pada Senin, 6 Januari 2025. Foto Dok--
BALIKBUKIT - Setelah sukses melaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab) ke-III pada 12 Oktober 2024 lalu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Lampung Barat kini bersiap untuk melangsungkan acara pelantikan pengurus cabang.
Sebagai bagian dari persiapan, jajaran pengurus PC IPNU dan IPPNU melakukan audiensi dengan Penjabat (Pj) Bupati Lampung Barat, Drs. Nukman M.M, di kantor bupati pada Senin, 6 Januari 2025.
Dalam audiensi yang berlangsung di ruang kerja Pj Bupati, Ketua PC IPNU Lampung Barat, Rio Febrian Saputra, didampingi Bendahara Mashuri dan Wakil Ketua 3 Saipul Hidayat. Sementara dari IPPNU, hadir Wakil Ketua 4 Sastri Wulandari, Fitrah Ismah Hanifah, dan Repi Utami. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Nukman dalam suasana kekeluargaan.
Ketua PC IPNU Lampung Barat, Rio Febrian Saputra, menyampaikan apresiasi kepada Pj Bupati atas kesediaannya menerima rombongan. Ia berharap arahan dari Nukman dapat menjadi bekal untuk mengembangkan organisasi selama masa bakti dua tahun mendatang.
“Kami berharap adanya arahan dan wejangan dari pak Pj bupati untuk kemajuan organisasi IPNU dan IPPNU Lampung Barat di 2 tahun kedepan masa baktinya,” kata dia.
Sementara itu, Pj Bupati Nukman mendorong IPNU dan IPPNU Lampung Barat untuk lebih berkontribusi terhadap persoalan masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran organisasi pelajar ini dalam mendukung upaya pemerintah, terutama terkait isu stunting dan pernikahan dini.
“Organisasi IPNU dan IPPNU, yang berfokus pada pelajar, memiliki potensi besar untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menangani masalah stunting dan pernikahan dini. Edukasi kepada generasi muda sangat penting agar mereka memahami dampak buruk dari pernikahan dini, yang tidak hanya memengaruhi kesehatan, tetapi juga masa depan mereka," jelas Nukman.
Ia mengajak IPNU dan IPPNU untuk mengadakan kegiatan yang membangun kesadaran, seperti seminar atau diskusi, yang melibatkan pelajar dan masyarakat. Selain itu, Nukman mendorong kolaborasi dengan dinas terkait melalui program seperti Duta Generasi Berencana (Genre) guna memaksimalkan program yang telah dirancang oleh pemerintah daerah.
Menurut Nukman, masalah stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan juga menyangkut kualitas hidup generasi mendatang. Oleh karena itu, edukasi dini kepada pelajar, yang kelak akan menjadi orang tua, menjadi langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Melalui arahan ini, IPNU dan IPPNU diharapkan mampu merancang program-program inovatif yang berdampak langsung kepada masyarakat, sekaligus memperkuat perannya sebagai organisasi pelajar yang peduli terhadap masa depan bangsa. *