NASA Temukan Lubang Hitam Monster sebagai Awal Terbentuknya Alam Semesta
Ilustrasi. NASA menemukan lubang hitam monster yang muncul sekitar 800 juta tahun setelah peristiwa terbentuknya alam semesta atau Big Bang. Foto/hubblesite.org--
Radarlambar.bacakoran.co- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini mengungkap penemuan luar biasa yakni sebuah lubang hitam supermasif yang muncul sekitar 800 juta tahun setelah peristiwa Big Bang, atau terbentuknya alam semesta.
Penemuan ini dilakukan dengan bantuan Teleskop Antariksa James Webb (JWST), yang menemukan lubang hitam tidak aktif tersebut setelah aktivitasnya terhenti akibat melahap gas dan debu galaksi dalam jumlah besar.
Lubang hitam tersebut di golongkan sebagai monster kosmik dikarenakan ukurannya yang luar biasa besar. Dengan massa sekitar 400 juta kali massa Matahari, lubang hitam ini tercatat sebagai yang paling masif yang pernah diamati JWST di alam semesta awal.
Temuan ini semakin memperumit misteri mengenai bagaimana lubang hitam supermasif bisa berkembang sangat cepat pada masa awal alam semesta.
Lubang hitam ini menonjol dalam hal massa, mengingat biasanya lubang hitam supermasif yang ditemukan di alam semesta lokal memiliki massa yang jauh lebih kecil—sekitar 0,1 persen massa galaksi induknya.
Sebaliknya, lubang hitam yang baru ditemukan ini memiliki massa yang setara dengan sekitar 40 persen massa galaksi induknya, yang merupakan temuan yang sangat mengejutkan.
Meskipun para ilmuwan awalnya menduga bahwa lubang hitam raksasa akan terus tumbuh dengan cepat, lubang hitam ini ternyata melahap gas dengan laju yang jauh lebih lambat—sekitar seperseratus dari batas maksimum pertambahan materi yang biasanya terjadi pada lubang hitam sebesar ini.
Ini menjelaskan mengapa lubang hitam ini tidak memancarkan cahaya yang cukup kuat, meskipun pengaruh gravitasinya yang besar memungkinkan kita untuk mendeteksinya.
Keunikan dari lubang hitam ini adalah meskipun tidak aktif, ukuran besar dan pengaruh gravitasinya yang luar biasa memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Selain itu, keadaan tidak aktif ini juga memberikan kesempatan untuk mempelajari massa galaksi induknya, yang memberikan wawasan baru tentang struktur dan evolusi galaksi di alam semesta awal.
Penemuan ini menambah pemahaman kita tentang berbagai fenomena kosmik dan menunjukkan bahwa alam semesta awal mampu menghasilkan objek-objek kosmik raksasa, bahkan di galaksi-galaksi yang relatif kecil.(*)