Maknai Isra Mi’raj Dengan Tekankan Pentingnya Sholat dan Ketaqwaan
Jemaah Masjid Nurul Muttaqien di Lingkungan Sukamenanti, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, menggelar peringatan Isra' Mi'raj. Foto Dok--
BALIKBUKIT - Suasana khidmat menyelimuti Masjid Nurul Muttaqien di Lingkungan Sukamenanti, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, seusai pelaksanaan shalat Isya pada Sabtu malam (1/2/2025).
Ratusan jemaah dari berbagai kalangan berkumpul untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriyah, sebuah momentum spiritual yang mengingatkan umat islam akan pentingnya ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Acara ini menghadirkan Ustaz Ghufron Amin, Ketua Lembaga Dakwah PCNU Lampung Barat, yang menyampaikan mauidhoh hasanah penuh makna. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya shalat sebagai fondasi utama kehidupan seorang Muslim.
“Shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan rohani. Tanpa shalat, jiwa terasa hampa dan hati menjadi mudah diselimuti penyakit spiritual seperti gelisah, iri hati, dan amarah," ujar Ustaz Ghufron dengan suara penuh ketegasan.
Ia menambahkan bahwa shalat adalah media dzikrullah (mengingat Allah) yang menghadirkan ketenangan hakiki.
Lebih lanjut, Ustaz Ghufron mengajak para jamaah untuk merenungkan kembali peristiwa Isra Mi’raj, di mana Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung untuk menunaikan shalat lima waktu.
“Perintah ini tidak turun melalui malaikat Jibril seperti wahyu lainnya, melainkan Allah panggil langsung Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa yang penuh kemuliaan itu. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan shalat dalam Islam,” tegasnya.
Dalam ceramah yang berlangsung lebih dari satu jam itu, Ustaz Ghufron juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas shalat, bukan sekadar kuantitasnya.
“Banyak orang shalat, tetapi tidak semua merasakan kedamaian. Itu karena shalat dilakukan tanpa kekhusyukan. Padahal, khusyuk adalah ruh dari shalat itu sendiri," ungkapnya.
Selain membahas aspek ibadah, Ustaz Ghufron juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga akhlak dan mempererat ukhuwah Islamiyah. "Isra Mi’raj bukan hanya tentang perjalanan Nabi secara fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkan kita untuk selalu bergerak mendekat kepada Allah. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki diri, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan menjadi umat yang bertaqwa,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Panitia acara, H. Muhammad Syarif, mengapresiasi antusiasme masyarakat. “Kami bersyukur melihat semangat jamaah yang hadir. Semoga peringatan ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi juga momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT,” ujarnya.
Acara peringatan Isra Mi’raj ini ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan, keselamatan, dan keteguhan iman bagi seluruh umat Islam. Suasana haru dan syahdu terasa saat doa dilantunkan, menambah kesakralan malam penuh berkah tersebut. *