Transformasi Nusakambangan: Dari Pulau Penjara Menjadi Pusat Pelatihan Warga Binaan
![](https://radarlambar.bacakoran.co/upload/3189e8e2805aeb5f70d17993f5dee263.jpeg)
Menteri Imipas Agus Andrianto berencana mentransformasi Nusakambangan, yang selama ini dikenal tempat penghukuman yang mengerikan, jadi percontohan pusat latihan terpadu.// Foto: Dok. Istimewa.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Pemerintah melalui Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) berencana mengubah citra Nusakambangan, yang selama ini dikenal sebagai pulau penjara dengan tingkat pengamanan tinggi, menjadi pusat pelatihan terpadu bagi warga binaan. Menteri Imipas, Agus Andrianto, menegaskan bahwa pulau tersebut akan dijadikan percontohan untuk pelatihan di sektor pertanian, peternakan, perikanan, serta industri konveksi dan pemanfaatan limbah PLTU (Fly Ash dan Bottom Ash/FABA) untuk produksi bahan bangunan.
Kolaborasi dengan BUMN untuk Memberdayakan Warga Binaan
Dalam rangka merealisasikan proyek ini, Kementerian Imipas menggandeng sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT PLN dan BRI. Menteri Agus menyatakan bahwa program ini ditujukan bagi warga binaan yang masa tahanannya hampir selesai, sehingga mereka memiliki keterampilan yang dapat digunakan untuk mencari nafkah secara mandiri setelah bebas.
"Kami telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan transformasi Nusakambangan ini, sehingga warga binaan bisa mendapatkan pelatihan dan keterampilan yang bermanfaat," ujar Menteri Agus saat melakukan kunjungan ke Nusakambangan, Rabu 5 Februari 2025 kemarin.
Pemanfaatan Lahan untuk Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi
Kementerian Imipas telah menyiapkan lahan seluas 115 hektare untuk mendukung program ini. Lahan tersebut akan dimanfaatkan sebagai berikut:
72 hektare untuk pertanian dan perkebunan, dengan target utama menjadi lumbung padi dan jagung.
32 hektare di tepi pantai belakang Lapas Pasir Putih untuk pengembangan tambak udang, termasuk budidaya udang vaname dan ikan lainnya.
Sisa lahan akan digunakan untuk peternakan ayam petelur, ayam kampung, bebek, kambing, dan sapi.
Selain itu, pembangunan pabrik pupuk dan Balai Latihan Kerja (BLK) bagi warga binaan juga tengah dipersiapkan. Kolaborasi dengan PT PLN dan BRI mencakup pengembangan infrastruktur yang akan menunjang pelaksanaan program ini.
Proyek Berkelanjutan dengan Sistem Bagi Hasil
Menteri Agus menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan membina warga binaan, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ditambahkannya, pihaknya berkeinginan mewujudkan konsep sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Di satu sisi, warga binaan mendapat keterampilan dan pemberdayaan ekonomi, sementara di sisi lain, hasil produksi mereka dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka, para warga binaan yang terlibat dalam proyek ini akan menerima bagi hasil dari penjualan produk pertanian, perikanan, peternakan, dan bahan bangunan yang mereka kerjakan. Dengan demikian, mereka memiliki tabungan sebagai modal usaha ketika kembali ke masyarakat.