Ratusan Siswa di Lampung Gagal Ikut SNBP Akibat Kelalaian Sekolah

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Lampung, Hendra Putra-Foto RLMG/ANGGI RHAISA-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Ratusan siswa di Lampung terpaksa harus gigit jari setelah gagal mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2025.
Penyebabnya bukan karena kurangnya nilai atau prestasi, melainkan kelalaian pihak sekolah yang tidak mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PPDS) sebelum batas waktu yang ditentukan.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Lampung, Hendra Putra, mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menerima laporan dari dua sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Sumberrejo di Tanggamus dan SMA Pelita Bangsa di Kota Bandar Lampung.
Kedua sekolah tersebut gagal mendaftarkan ratusan siswanya ke jalur SNBP karena tidak menyelesaikan pengisian PPDS sebelum tenggat waktu 31 Januari 2025.
Menurut Hendra, kelalaian ini terjadi karena pihak sekolah tidak mengetahui jadwal pendaftaran SNBP.
Mereka lebih fokus pada pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) atau Universitas Islam Negeri (UIN), sehingga melewatkan proses yang seharusnya dilakukan untuk SNBP.
Meski demikian, SMA Pelita Bangsa tampaknya tidak terlalu mempersoalkan kegagalan ini. Menurut Hendra, banyak siswa di sekolah tersebut memang lebih memilih kuliah di kampus swasta daripada mengikuti jalur SNBP.
Namun, hal ini tetap menjadi catatan bagi MKKS agar kejadian serupa tidak terulang di tahun-tahun berikutnya.
Menanggapi permasalahan ini, MKKS telah mengarahkan kepala sekolah untuk mengajukan laporan ke Universitas Lampung. Namun, panitia lokal tidak bisa memberikan solusi karena keputusan SNBP berada di tangan panitia pusat.
SMA Negeri 1 Sumberrejo bahkan mencoba meminta tambahan waktu langsung ke Jakarta, tetapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil karena keterbatasan waktu. Hingga kini, persoalan yang menimpa siswa-siswa di sekolah tersebut belum menemukan jalan keluar.
Kasus ini menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah lain agar lebih teliti dalam mengurus administrasi pendaftaran siswa, terutama untuk jalur seleksi berbasis prestasi yang memiliki jadwal ketat dan tidak dapat diubah. (*)