Keindahan Seni dan Budaya Tradisional Banjarmasin
Mamanda merupakan salah satu seni tradisional Banjar-Foto--Net-
Balamut adalah seni tradisional yang telah ada sejak abad ke-16 hingga ke-19.
Setelah Islam masuk ke Kalimantan Selatan, Balamut mulai menggunakan alat musik tarbang, mencerminkan perpaduan seni Islam seperti Hadrah dan Burdah.
Seni ini memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam melalui syair dan pantun yang khas.
Musik Panting adalah kesenian musik khas Banjar yang memadukan alat musik tradisional seperti Babun, Panting, Biola, dan Gong.
Nama "Panting" diambil dari alat musik utamanya, yang menyerupai gitar gambus berukuran kecil. Musik ini sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu dan tarian tradisional Banjar.
Upacara Maraak Penganten adalah tradisi yang dilakukan sebelum pengantin pria dibawa ke rumah mempelai wanita.
Ritual ini diawali dengan doa dan selamatan, diiringi shalawat serta taburan beras kuning sebagai simbol perlindungan dan keberkahan.
Bermandi-mandi atau "bapapai" adalah ritual penyucian yang dilakukan sebelum acara pernikahan.
Tradisi ini melibatkan percikan air menggunakan mayang pinang kepada calon pengantin sebagai simbol kesucian dan keberkahan.
Hadrah atau Terbang al-Banjari adalah kesenian Islam yang menggunakan rebana sebagai alat musik utama.
Irama khasnya yang menghentak menjadikan Hadrah populer di kalangan santri dan sering dimainkan dalam acara keagamaan seperti Maulid Nabi dan pernikahan.
Maayun Anak adalah tradisi menidurkan bayi dengan ayunan yang terbuat dari kain khas Banjar.
Ayunan ini dihiasi dengan jimat seperti daun jariangau dan kacang parang untuk melindungi bayi dari gangguan roh jahat.
Wayang kulit Banjar merupakan bagian dari tradisi pewayangan Nusantara, memiliki ciri khas topeng yang unik.
Sayangnya, pengrajin wayang Banjar kini semakin langka, hanya tersisa di Desa Tambarangan, Tapin Selatan, Kalimantan Selatan.