Selama Sepekan, Wilayah Bali Disambar Petir Ratusan Kali

Ilustrasi petir menyambar. Foto-Pixabay--

Radarlambar.bacakoran.co– Dalam kurun waktu 7 hingga 13 Februari 2025, Bali mengalami 713 kali sambaran petir. Fenomena ini terjadi seiring dengan cuaca buruk yang melanda wilayah tersebut, termasuk pengaruh dari bibit Siklon Tropis 96S yang kemudian berkembang menjadi Siklon Tropis Zelia di barat Australia.  

Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Denpasar, Rully Oktavia Hermawan, mayoritas sambaran petir yang terjadi di Bali merupakan petir dari awan ke tanah (cloud to ground/CG), yang mencapai 534 kali. Sementara itu, sambaran petir yang terjadi di dalam awan (intracloud/IC) tercatat sebanyak 179 kali.  

Petir dari awan ke tanah dianggap lebih berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, memicu kebakaran, dan berisiko terhadap keselamatan manusia.

Dari total 534 petir CG, sebanyak 301 merupakan petir bermuatan positif yang biasanya memiliki sambaran tunggal, sedangkan 233 lainnya bermuatan negatif yang cenderung memiliki banyak cabang.  

Berdasarkan data BMKG, sambaran petir paling banyak terjadi di Kabupaten Tabanan dengan total 259 kejadian. Disusul Kabupaten Buleleng dengan 133 kejadian. Sementara itu, kabupaten lain di Bali mengalami sambaran petir di bawah 54 kali dalam periode tersebut.  

Banyaknya kejadian petir di wilayah tertentu menunjukkan tingginya aktivitas pembentukan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan lebat dan angin kencang. Awan cumulonimbus (CB) merupakan jenis awan yang paling sering memicu terbentuknya petir di wilayah ini.  

Meski jumlah sambaran petir cukup tinggi, dari segi kerapatan wilayah, aktivitas petir di Bali masih tergolong rendah, yaitu kurang dari delapan sambaran per kilometer persegi.  

BMKG juga mencatat, selama Desember 2024, jumlah sambaran petir di Bali mencapai 558.347 kali, sedangkan pada Januari 2025 terjadi 478.845 kali sambaran petir. Pada Januari, petir dari awan ke tanah mendominasi dengan persentase 59 persen, sementara 41 persen lainnya merupakan petir dalam awan.  

Dari sisi kerapatan sambaran, beberapa daerah di Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung, dan Kota Denpasar termasuk dalam kategori tinggi, dengan intensitas lebih dari 16 sambaran petir per kilometer persegi.  

BMKG terus memantau perkembangan cuaca untuk memberikan peringatan dini demi mengurangi risiko bencana akibat sambaran petir.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan