Menteri P2MI Respon Terkait Tagar #KaburAjaDulu:Fokus Pada Persiapan Diri dengan Skill dan Prosedur yang Tepat

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Abdul Kadir Karding.//Foto:dok/net.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Abdul Kadir Karding, memberikan tanggapan terkait dengan viralnya seruan tagar #KaburAjaDulu di media sosial. Seruan tersebut muncul sebagai respons terhadap fenomena terbatasnya peluang kerja di dalam negeri, serta sebagai bentuk sindiran terhadap tagar lain, #AyoBekerjaDiLuarNegeri, yang mengajak masyarakat bekerja di luar negeri.

Karding menganggap seruan tersebut sebagai bentuk aspirasi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, yang dapat menjadi motivasi untuk terus berusaha menciptakan lebih banyak peluang kerja di Indonesia. “Pemerintah harus melihat ini sebagai masukan, aspirasi yang dapat mendorong kita untuk bekerja lebih baik dan membangun negara yang lebih maju,” ujarnya dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara KP2MI/BP2MI dengan Kementerian BUMN, Kementerian HAM, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dan Kamar Entrepreneur Indonesia di Jakarta pada Rabu 19 Februari 2025.

Karding menekankan bahwa bekerja di luar negeri bukanlah hal yang mudah dan perlu persiapan matang. Menurutnya, mereka yang ingin bekerja di luar negeri atau "kabur" harus melengkapi diri dengan berbagai keterampilan, termasuk kemampuan berbahasa asing yang memadai, serta keterampilan teknis sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya mematuhi prosedur yang berlaku dalam proses migrasi. "Jadi, jika teman-teman ingin pergi ke luar negeri, pastikan kalian memiliki skill yang baik, penguasaan bahasa yang memadai, serta mental yang kuat. Dan yang paling penting, berangkat dengan prosedur yang sudah ditetapkan," tambahnya.

Pentingnya mematuhi prosedur migrasi ini, kata Karding, adalah demi memastikan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia. BP2MI telah menyiapkan berbagai program pelatihan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan calon pekerja migran sebelum berangkat ke luar negeri.

Lebih lanjut, Karding juga mengajak masyarakat untuk mengubah tagar #KaburAjaDulu menjadi #AyoBekerjaDiLuarNegeri, dengan harapan agar pekerja migran dapat memberikan kontribusi positif bagi negara, terutama melalui remitansi yang mereka kirimkan.

Pada kesempatan yang sama, Karding mengungkapkan bahwa permintaan tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri sangat tinggi. Di tahun 2024, permintaan diperkirakan mencapai 1,3 juta orang, namun pemerintah hanya mampu memenuhi sekitar 297 ribu tenaga kerja. "Permintaan di Jepang tahun ini diperkirakan antara 100 ribu hingga 200 ribu orang. Di Arab Saudi, Insyaallah permintaannya bisa mencapai 200 ribu hingga 300 ribu orang. Belum lagi dari negara-negara seperti Hong Kong, Taiwan, hingga Eropa yang juga semakin banyak meminta tenaga kerja dari Indonesia," tutup Karding.

Dengan adanya upaya untuk menyiapkan pekerja migran yang terampil dan berkompeten, diharapkan Indonesia dapat memenuhi permintaan pasar tenaga kerja global dengan lebih baik, sekaligus memberikan perlindungan yang maksimal bagi pekerja migran.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan