Profesor Fisika Jelaskan Dampak Dahsyat Bumi Berhenti Berotasi, Ini yang Terjadi

Ilustrasi bumi. iStockphoto--
Radarlambar.bacakoran.co- Rotasi Bumi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan di planet ini. Jika suatu saat Bumi berhenti berotasi, dampaknya akan sangat besar dan mengubah seluruh sistem yang ada.
Salah satu konsekuensi utama adalah semua objek yang berada di atas permukaan Bumi akan tetap bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan setelah planet itu sendiri berhenti.
Menurut Andrew Layden, profesor fisika dan astronomi di Bowling Green State University, kecepatan rotasi Bumi saat ini mencapai sekitar 1.600 km/jam di daerah khatulistiwa. Jika Bumi tiba-tiba berhenti, segala sesuatu yang tidak tertanam kuat ke permukaan akan tetap melaju dengan kecepatan tersebut, menyebabkan bencana luar biasa.
Bangunan, kendaraan, manusia, serta air di lautan akan terdorong dan terlempar dengan kekuatan besar, menciptakan kehancuran dalam skala global.
Jika Bumi tidak berhenti secara tiba-tiba melainkan melambat secara bertahap, dampaknya tetap akan sangat signifikan. Durasi siang dan malam akan berubah drastis, masing-masing berlangsung selama enam bulan.
Perubahan ini akan menyebabkan suhu ekstrem di berbagai wilayah, dengan siang yang sangat panas dan malam yang sangat dingin. Sistem cuaca juga akan mengalami gangguan besar karena arus udara dan arus laut yang selama ini dipengaruhi oleh rotasi Bumi akan berubah drastis.
Secara ilmiah, kemungkinan Bumi benar-benar berhenti berotasi sangatlah kecil. Semua planet yang ada dalam sistem tata surya, termasuk Bumi, berputar karena terbentuk dari materi yang berputar di sekitar Matahari pada awal pembentukan tata surya. Selain itu, planet juga dapat mengalami perubahan rotasi akibat tabrakan dengan objek luar angkasa.
Layden menjelaskan bahwa jika sebuah objek besar, seperti asteroid atau planet lain, menabrak Bumi dengan kekuatan yang cukup besar, tabrakan tersebut bisa memperlambat atau bahkan menghentikan rotasi Bumi. Kasus serupa diduga pernah terjadi pada Venus, yang saat ini memiliki rotasi yang sangat lambat dan berlawanan arah dibandingkan planet-planet lain di tata surya. Begitu juga dengan Uranus, yang rotasinya miring dan tidak seperti planet lainnya. Para ilmuwan menduga perubahan ini disebabkan oleh tabrakan besar atau pengaruh gravitasi objek lain di sekitarnya.
Selain faktor tabrakan, ada kemungkinan bahwa rotasi planet bisa berubah akibat interaksi gravitasi dengan benda lain. Dalam kasus Venus, gravitasi Matahari terhadap atmosfernya yang tebal mungkin menjadi penyebab perlambatan rotasinya. Sementara itu, Uranus yang berotasi dengan kemiringan ekstrem kemungkinan mengalami gangguan akibat bulan besar yang pernah dimilikinya namun akhirnya terlontar dari orbitnya.
Dari berbagai kemungkinan yang ada, skenario Bumi berhenti berotasi memang sangat kecil terjadi, tetapi jika hal tersebut benar-benar terjadi, konsekuensinya akan sangat dahsyat bagi kehidupan di planet ini. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dinamika rotasi planet menjadi sangat penting dalam ilmu astronomi untuk mempelajari evolusi dan pergerakan benda langit di alam semesta.(*)