Polemik Program Makan Bergizi Gratis: Ustaz Abdul Somad Kritik, Prabowo Tetap Mendukung

Ustaz Abdul Somad . Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Polemik mengenai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bergulir, kali ini mendapatkan perhatian dari Ustaz Abdul Somad (UAS) yang memberikan pandangannya melalui sebuah ceramah yang viral di media sosial. Dalam ceramah tersebut, UAS menilai bahwa program ini tidak tepat sasaran. Ia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya lebih fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan untuk para orang tua, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka. Menurutnya, memberikan makan bergizi secara langsung kepada anak-anak bukanlah tugas negara, melainkan negara harus menyediakan kesempatan kerja agar orang tua dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka.

UAS juga menyoroti kondisi sejumlah orang tua yang kehilangan pekerjaan akibat kebijakan efisiensi anggaran yang diambil pemerintah. Ia mengkritik kebijakan yang memberikan makan gratis dari anggaran negara untuk anak-anak, sementara para orang tua dibiarkan tanpa pekerjaan. Kritik ini mendapat banyak dukungan dari warganet yang merasa bahwa fokus utama seharusnya ada pada penciptaan lapangan kerja yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Di sisi lain, meskipun program ini mendapat protes, Presiden Prabowo Subianto tetap mendukung dan memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis akan terus berjalan. Dalam sebuah pernyataan, ia menargetkan bahwa pada akhir 2025, semua anak Indonesia akan menerima manfaat dari program ini, meskipun saat ini masih banyak sekolah yang belum terjangkau. Prabowo menyadari bahwa program ini membutuhkan waktu dan usaha yang besar, namun ia memastikan bahwa dana untuk mendukung keberlanjutannya sudah tersedia.

Prabowo menegaskan bahwa meskipun program ini berat dari segi fisik dan logistik, pada akhirnya semua anak Indonesia akan mendapatkan makan bergizi melalui MBG. Ia juga memastikan bahwa bagi mereka yang sudah tidak membutuhkan, jatah makan gratis akan diberikan kepada yang membutuhkan. Polemik ini menunjukkan perbedaan pandangan antara mereka yang mendukung program langsung dan mereka yang lebih fokus pada penciptaan lapangan kerja sebagai solusi jangka panjang.''


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan