Bill Gates Sebut Indonesia Kontributor Emisi Global, Ini Faktanya

Reporter: Adi Pabara |

Editor: Budi Setiawan |

Jumat , 28 Feb 2025 - 16:55

Pembukaan lahan perkebunan sawit di Indonesia dan Malaysia kerap menyebabkan deforestasi besar-besaran-freepik.com-

bill gates sebut indonesia kontributor emisi global, ini faktanya                            radarlambar.bacakoran.co - pendiri microsoft dan filantropis dunia, bill gates, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. 
dalam presentasinya, gates menyebutkan bahwa setiap tahun, bumi menghasilkan sekitar 51 miliar ton gas rumah kaca. 
sekitar 7% diantaranya berasal dari produksi lemak hewan dan tumbuhan.
gates menekankan bahwa untuk menangani perubahan iklim, jumlah emisi ini harus dikurangi hingga nol. 
namun, ia juga menyadari bahwa melarang penggunaan lemak hewan bukanlah solusi yang realistis, mengingat pentingnya peran lemak dalam nutrisi manusia. 
sebagai alternatif, ia menyoroti inovasi dari startup savor, yang mengembangkan lemak dengan metode ramah lingkungan.
savor menciptakan lemak yang berasal dari karbon dioksida di udara dan hidrogen dari air. 
melalui proses pemanasan dan oksidasi, mereka menghasilkan lemak dengan molekul serupa lemak hewan, termasuk produk susu, keju, dan minyak nabati.
selain itu, gates juga menyoroti dampak lingkungan dari minyak sawit. minyak ini banyak digunakan dalam berbagai produk, dari makanan hingga kosmetik. 
sayangnya, pembukaan lahan untuk perkebunan sawit sering melibatkan deforestasi besar-besaran, yang meningkatkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.
menurut data tahun 2018, indonesia dan malaysia bersama-sama menyumbang sekitar 1,4% dari total emisi global. 
angka ini lebih besar dibandingkan seluruh negara bagian california dan hampir setara dengan emisi industri penerbangan dunia.
gates menyadari bahwa minyak sawit sulit digantikan karena ketersediaannya yang melimpah dan harga yang ekonomis. 
namun, sejumlah perusahaan tengah mengembangkan solusi alternatif. salah satunya adalah c16 bioscience, yang memproduksi minyak alternatif menggunakan mikroba ragi liar melalui fermentasi bebas emisi.
minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak sawit, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti yang lebih ramah lingkungan. 
"minyak ini sepenuhnya alami, hanya saja berasal dari jamur, bukan pohon. proses c16 tidak melibatkan pertanian, tetapi dilakukan di laboratorium manhattan," jelas gates.
gates berharap inovasi seperti ini dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap produk yang berdampak buruk bagi lingkungan, sambil tetap memenuhi kebutuhan nutrisi global. 
dengan langkah-langkah inovatif, perubahan iklim dapat ditekan tanpa mengorbankan keberlanjutan pangan dunia.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Jumat, 14 Maret 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan