Awal Ramadhan, Harga Kopi Robusta Turun

Ilustrasi Harga Kopi Anjlok-AI Image Generator-

SEKINCAU –  Memasuki bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, harga kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat mengalami penurunan sebesar Rp3.000 hingga Rp4.000 perkilogram.

Saat ini, harga tertinggi untuk biji kopi berkualitas baik berada di angka Rp71.000 perkilogram. Meskipun terjadi penurunan, harga kopi masih tergolong tinggi dan cukup menguntungkan bagi para petani serta pedagang.

Selamat Kanitzu, salah satu pemasok kopi di wilayah Sekincau, Batuketulis, Belalau, dan Barubrak, mengungkapkan bahwa fluktuasi harga ini merupakan hal yang wajar terjadi, terutama menjelang Ramadan.

“Kopi musim saat ini masih relatif tinggi, yakni Rp71.000 perkilogram. Sementara untuk biji kopi buah selang atau kopi yang dipanen sebelum musim besar, harga jualnya sekitar Rp67.000 perkilogram,” jelas Selamat.

Menurut Selamat, penurunan harga ini bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Meskipun terjadi koreksi harga, pasar kopi masih stabil, dan harga tetap dalam kisaran yang menguntungkan.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan ini adalah kondisi pasar yang sedikit lengang menjelang Ramadan.

“Banyak masyarakat yang lebih memfokuskan perhatian pada persiapan ibadah dan kebutuhan pokok untuk Ramadan. Akibatnya, aktivitas jual beli kopi sedikit melambat,” tambahnya.

Selain itu, penurunan harga kopi juga bisa dipengaruhi oleh faktor permintaan dan pasokan di pasar global maupun nasional. Jika permintaan dari luar daerah atau eksportir mengalami penurunan, harga kopi di tingkat petani dan pedagang lokal pun bisa terdampak.

Meski mengalami koreksi harga pada awal Maret ini, kopi robusta di Lampung Barat sempat menyentuh harga tertinggi Rp74.000 per kilogram pada Februari lalu.  Ini menunjukkan bahwa harga kopi masih memiliki potensi untuk kembali naik, tergantung pada kondisi pasar dan permintaan dari para pembeli.

Para pelaku usaha kopi di Lampung Barat tetap optimistis bahwa harga akan tetap stabil dalam kisaran yang menguntungkan bagi petani dan pedagang. Mereka berharap, setelah Ramadan dan memasuki musim panen berikutnya, permintaan kopi akan meningkat sehingga harga bisa kembali ke level yang lebih baik.

Dengan pergerakan harga yang masih dalam batas wajar, para petani kopi di Lampung Barat diharapkan tetap bisa menjaga kualitas hasil panen mereka agar tetap diminati oleh pasar, baik di dalam maupun luar negeri.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan