Khamenei Tegaskan Tidak Ada Negosiasi dengan AS Soal Nuklir: Ancaman Militer Akan Ditanggapi dengan Serangan

Khamenei Tegaskan Tidak Ada Negosiasi dengan AS Soal Nuklir: Ancaman Militer Akan Ditanggapi dengan Serangan . Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Rabu (12/3/2025), kembali menegaskan bahwa tidak ada gunanya bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir Iran. Pernyataan ini muncul setelah beberapa pernyataan dari Presiden AS, Donald Trump, yang menyarankan opsi militer jika Iran menolak untuk bernegosiasi.

Khamenei menegaskan bahwa meskipun AS dapat mengancam atau mengupayakan tindakan untuk menghentikan program nuklir Iran, Teheran tidak akan terpengaruh. "Jika kami ingin membuat bom nuklir, AS tidak akan bisa menghentikan kami. Tapi kami tidak mengejar (kepemilikan) senjata nuklir, dan kami telah menjelaskan alasan kami soal ini sebelumnya," ungkap Khamenei, yang dikutip dari Ynet.

Tanggapan Terhadap Tawaran Negosiasi Trump

Khamenei juga merespons tawaran negosiasi dari Trump yang disampaikan pekan lalu. Menurut Khamenei, tawaran tersebut hanya sebuah "tipuan opini publik." Dia menilai bahwa bernegosiasi dengan AS tidak memiliki arti, karena Iran tahu bahwa AS tidak pernah mempertahankan komitmennya dalam perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. "Tawaran Trump untuk bernegosiasi adalah sebuah upaya yang seakan ia mencari jalan dialog dan damai sambil mencitrakan Iran sebagai pihak yang menolaknya," tambah Khamenei.

Ancaman Militer AS dan Respons Iran

Khamenei juga merespons ancaman militer Trump, yang menyatakan bahwa AS siap mengambil tindakan militer jika Iran menolak bernegosiasi. Khamenei menegaskan bahwa ancaman tersebut tidak akan menyelesaikan masalah. "AS mengancam akan mengambil aksi militer, namun itu akan tidak bijak karena Iran akan merespons dengan sebuah serangan balik," ujar Khamenei.

Pernyataan ini memperlihatkan keteguhan Iran dalam menjaga kedaulatannya dan menolak segala bentuk campur tangan luar, khususnya dari AS. Dengan meningkatnya ketegangan ini, dunia mengamati dengan cermat langkah selanjutnya dalam dinamika hubungan antara kedua negara besar ini.



Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan