Kota Besar di Dunia Terancam Tenggelam, Jakarta Termasuk Salah Satunya

Perubahan iklim bisa menenggelamkan banyak kota dunia-ILUSTRASI: Dream Lab-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - NASA baru-baru ini memperingatkan tentang ancaman perubahan iklim yang dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut antara 3 hingga 6 kaki pada tahun 2100.
Fenomena ini dipicu oleh mencairnya es di kutub, yang mengakibatkan banjir besar yang mengancam ratusan juta orang di seluruh dunia, terutama di kota-kota pesisir padat penduduk.
Salah satu kota yang terancam parah adalah Jakarta, yang sudah mengalami penurunan permukaan tanah dan banjir yang semakin sering terjadi.
Jakarta, yang terletak di dataran rendah, bahkan tercatat mengalami penurunan tanah hingga 17 cm per tahun.
Dengan kondisi ini, Jakarta diperkirakan akan terus tenggelam, memaksa pemerintah Indonesia memindahkan ibu kota ke IKN.
Selain Jakarta, beberapa kota besar lainnya juga menghadapi ancaman serupa.
Di Alexandria, Mesir, sekitar 30% wilayah kota diprediksi akan tenggelam pada 2050 akibat naiknya permukaan air laut, memaksa lebih dari 1,5 juta orang mengungsi.
Di Miami, Florida, lebih dari setengah wilayah kota berada di bawah permukaan laut dan diprediksi akan tenggelam pada 2060, menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Kota-kota seperti Lagos, Dhaka, Yangon, dan Bangkok juga mengalami peningkatan risiko banjir dan tenggelam, yang semakin diperburuk oleh perubahan iklim dan ekstraksi air tanah.
Di Asia, ibu kota Manila dan wilayah Megalopolis Guangdong-Hong Kong-Makau juga terancam.
Di Manila, tingginya laju penurunan permukaan tanah serta kerusakan hutan mangrove membuat kota ini sangat rentan terhadap bencana alam.
Begitu juga dengan kawasan Guangdong-Hong Kong-Makau, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan air laut yang signifikan, berpotensi menenggelamkan wilayah tersebut dalam 100 tahun mendatang.
Tanda-tanda perubahan ini semakin jelas terlihat melalui peningkatan frekuensi bencana banjir yang menghantam berbagai kawasan.
Pemerintah di berbagai negara kini harus mempersiapkan langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman global ini, termasuk dengan mempertimbangkan pemindahan ibu kota dan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana. (*)