Mamuju, Ibu Kota Sulawesi Barat yang Kaya Sejarah dan Budaya

Mamuju memiliki warisan dan budaya / Foto-Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kabupaten Mamuju, yang juga berfungsi sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, memiliki warisan sejarah dan budaya yang sangat kaya.
Daerah ini dihuni oleh suku Mandar yang tersebar di pesisir dan suku Kalumpang yang tinggal di pedalaman, keduanya memiliki kekayaan tradisi yang unik.
Mamuju juga dikenal sebagai lokasi beberapa situs sejarah penting, termasuk situs neolitik yang menjadi salah satu yang tertua di Indonesia.
Jumlah penduduk Mamuju mengalami peningkatan yang signifikan, dari 278.764 jiwa pada akhir 2020 menjadi 286.699 jiwa pada pertengahan 2024.
Secara administratif, Mamuju mencakup wilayah Kepulauan Balabalakang, yang meskipun lebih dekat dengan Kalimantan, tetap merupakan bagian dari Kabupaten Mamuju.
Kepulauan ini pernah terlibat dalam klaim dari Kalimantan Timur, menambah dimensi dalam dinamika sejarah wilayah ini.
Menariknya, Mamuju juga merupakan salah satu dari tujuh ibu kota provinsi di Indonesia yang belum memiliki status kota otonom.
- Sejarah dan Pembentukan Kabupaten Mamuju
Sejarah panjang Mamuju dimulai pada abad ke-16, saat Kerajaan Mamuju terbentuk dari penyatuan tiga kerajaan: Kurri-Kurri, Langgamonar, dan Managallang.
Pada masa itu, Pelabuhan Kurri-Kurri menjadi salah satu pelabuhan internasional yang dikunjungi oleh bangsa Portugis.
Proses penetapan tanggal 14 Juli 1540 sebagai Hari Jadi Mamuju melibatkan berbagai kajian sejarah dan diskusi dengan tokoh-tokoh budaya dan sejarah setempat.
Berdasarkan hasil diskusi, tanggal tersebut dipilih untuk mengingatkan akan tradisi Penduang Pitu dan simbol-simbol penting dalam budaya masyarakat Mamuju.
Mamuju resmi menjadi kabupaten pada 4 Juli 1959, dan setelah pemekaran Sulawesi Barat dari Sulawesi Selatan, Mamuju ditetapkan sebagai ibu kota provinsi pada 5 Oktober 2004.