Krisis Perumahan Melanda Eropa, Kaum Muda Terancam Terjebak dalam Kemiskinan

Krisis perumahan di Eropa berdampak besar pada ekonomi dan masa depan generasi muda-Foto Ilustrasi-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Krisis properti di Eropa semakin parah, dengan negara-negara seperti Irlandia, Jerman, dan kini Spanyol mengalami kesulitan besar dalam menyediakan hunian yang terjangkau. 

Di Spanyol, masalah perumahan telah menjadi perhatian utama, khususnya di kota-kota besar seperti Madrid dan Barcelona, di mana harga rumah dan sewa terus melonjak.

Data terbaru menunjukkan bahwa satu dari sepuluh rumah tangga di kota-kota besar menghabiskan lebih dari 40% pendapatan mereka untuk membayar sewa, sedangkan di pedesaan angkanya lebih rendah, sekitar 7%.

Antara tahun 2010 dan kuartal ketiga 2024, harga rumah di Uni Eropa meningkat sebesar 54%, sementara sewa meningkat 26%. Di Spanyol, harga sewa naik 11,5%, dengan rata-rata mencapai 13,5 euro per meter persegi. 

 

Di Madrid, misalnya, harga perumahan telah meningkat hingga 20% dalam satu tahun, dan harga sewa di pusat kota hampir mencapai 2.000 euro per bulan, dengan harga sewa di area metropolitan antara 1.200 hingga 1.500 euro per bulan untuk properti tiga kamar tidur.

Kaum muda di Spanyol menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak. Rata-rata, mereka harus meninggalkan rumah orang tua pada usia 30,4 tahun, yang merupakan angka tertinggi keempat di Uni Eropa.

Banyak dari mereka yang harus menghabiskan sebagian besar gaji mereka untuk membayar sewa atau membeli rumah, dengan investasi awal yang mencapai 20.000 hingga 40.000 euro, yang tidak terjangkau bagi banyak orang.

 Anggota parlemen dari Partai Sosialis Spanyol (PSOE), Víctor Camino, mengungkapkan bahwa 70% ketimpangan ekonomi di Spanyol disebabkan oleh masalah perumahan.

Pemerintah Spanyol, yang dipimpin oleh PSOE, berupaya menanggulangi masalah ini dengan menerapkan Undang-Undang Perumahan baru, termasuk pembatasan sewa di daerah yang paling terdampak.

Namun, meskipun langkah ini sudah diambil di beberapa wilayah seperti Catalonia, harga sewa tetap meningkat di Madrid. Sebagai tanggapan, beberapa pihak mendesak untuk meningkatkan pasokan perumahan umum, yang saat ini hanya mencakup 9% dari total perumahan di Madrid, naik dari 1% sebelumnya.

Krisis perumahan ini bukan hanya masalah Spanyol, tetapi juga masalah struktural yang melanda seluruh Uni Eropa. Pada tahun 2021, Parlemen Eropa mengakui perumahan yang layak sebagai hak asasi manusia yang mendasar.

 Pada Juli 2024, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa perumahan akan menjadi prioritas utama, dengan pembentukan komisaris khusus untuk menangani masalah ini. 

Namun, meskipun langkah-langkah ini sedang dijalankan, jutaan warga, terutama kaum muda, tetap menghadapi masa depan yang tidak pasti dalam pasar perumahan yang semakin tidak terkendali.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan