Bank Indonesia Pastikan Indonesia Tidak Terancam Krisis Meski Rupiah Terkoreksi ke Rp16.600

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berada di titik terendah sejak krisis 98-Ilustrasi by radarlambar@budi-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat mencapai Rp16.600 per dolar AS tidak menandakan Indonesia berada dalam kondisi krisis seperti yang terjadi pada 1998.
Meskipun nilai tukar rupiah pada 25 Maret 2025 mencatatkan level terendah sejak krisis moneter, BI mengungkapkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M. Juhro, menyatakan bahwa Indonesia telah banyak belajar dari krisis Asia yang lalu dan kini lebih siap dalam menghadapi gejolak ekonomi.
Indonesia kini memiliki berbagai mekanisme mitigasi yang dapat mencegah krisis serupa.
Menurut Solikin, kebijakan yang lebih prudent dan sistem pengawasan yang ketat telah memperkuat ekonomi nasional, sehingga Indonesia mampu menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan global.
Solikin juga menggarisbawahi perbedaan signifikan antara situasi sekarang dan krisis 1998.
Pada masa itu, rupiah langsung terjun bebas dari Rp2.800 menjadi sekitar Rp16.000, sementara kini meskipun rupiah terdepresiasi, Indonesia memiliki cadangan devisa yang lebih kuat dan mekanisme pencegahan yang lebih baik.
BI juga menilai bahwa pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan oleh sentimen pasar yang bersifat sementara, bukan faktor fundamental yang menandakan potensi krisis.
BI akan terus memonitor pergerakan nilai tukar dan melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Dalam rangka itu, BI juga berencana menambah likuiditas di pasar untuk mendukung kestabilan dan mencegah volatilitas yang tidak perlu.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, BI percaya bahwa perekonomian Indonesia akan tetap stabil, meskipun tantangan global masih ada. (*)