Lebaran Ketupat: Tradisi dan Filosofi di Berbagai Daerah Indonesia

Ilustrasi. Ketupat jadi makanan yang khas ada saat libur lebaran. Foto-iStockphoto--
Radarlambar.bacakoran.co -Lebaran Ketupat merupakan tradisi khas Indonesia yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pada tahun 2025, Lebaran 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret, dan Lebaran Ketupat akan diselenggarakan pada Senin, 7 April 2025, bertepatan dengan tanggal 8 Syawal 1446 H. Tradisi ini menandakan hari penuh sukacita setelah puasa Ramadan, dan memiliki filosofi mendalam yang tercermin dalam berbagai praktik dan makanan yang disajikan, salah satunya ketupat.
Beragam Nama Lebaran Ketupat di Indonesia
Meskipun dikenal dengan nama Lebaran Ketupat, tradisi ini memiliki beragam sebutan di berbagai daerah. Di Gresik, Jawa Timur, misalnya, tradisi ini dikenal dengan nama Riyoyo Kupat. Di daerah Pantura, tradisi ini disebut Lebaran Kecil atau Bada Cilik, sementara di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dikenal dengan sebutan Lebaran Nine (Lebaran Wanita). Sementara itu, masyarakat Madura menyebutnya Tellasan Ketupat, dan di beberapa daerah lainnya disebut Syawalan.
Makna Filosofis Ketupat
Ketupat bukan hanya sekadar makanan, melainkan memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Jawa. Dalam bahasa Jawa, ketupat sering disebut kupat, yang dianggap sebagai singkatan dari ngaku lepat—artinya mengakui kesalahan atau dosa terhadap Allah Swt. Filosofi ini mengajarkan pentingnya introspeksi dan pengakuan atas kekurangan diri.
Selain itu, ketupat juga bisa diartikan dengan laku papat, yang merujuk pada empat perbuatan penting, baik lahir maupun batin. Laku papat secara lahir meliputi takbir, zakat, Sholat Id, dan silaturahmi. Sedangkan dalam aspek batin, terdapat empat istilah yang juga terkait dengan makna Lebaran, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Janur dan Filosofinya
Ketupat dibuat dari janur (daun kelapa muda) yang dianyam membentuk persegi empat. Filosofi janur sendiri mengandung makna jatining nur atau cahaya sejati, yang menggambarkan penerangan dalam kehidupan. Bentuk persegi empat dari ketupat melambangkan kiblat papat limo pancer, yang berarti empat penjuru dunia dengan Allah Swt sebagai porosnya. Ini mengajarkan kita untuk selalu mengingat pusat kehidupan kita, yaitu Tuhan.
Tradisi Lebaran Ketupat
Perayaan Lebaran Ketupat biasanya melibatkan tradisi slametan, sebuah acara makan bersama yang sering kali disertai dengan sedekah dan silaturahmi antar keluarga dan tetangga. Ketupat disajikan dengan berbagai hidangan pelengkap seperti sayur, sambal goreng, dan bubuk kedelai. Dalam beberapa daerah, tradisi ini bahkan dilakukan di halaman rumah warga sebagai bentuk kebersamaan dan kekerabatan sosial.
Lebaran Ketupat adalah tradisi yang tidak hanya memiliki dimensi religi, tetapi juga kultural yang kuat. Ini merupakan waktu untuk introspeksi, memperbaiki hubungan sosial, serta mempererat ikatan antar individu dan komunitas. Dengan filosofi yang kaya dan makna mendalam, Lebaran Ketupat tetap menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Indonesia. (*)