PDIP: Basis Kader Sulit Menerima Pertemuan Megawati dan Jokowi

Deddy Sitorus.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang meragukan kemungkinan pertemuan antara para mantan presiden, termasuk Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menilai bahwa basis kader PDIP akan sulit menerima jika Megawati bertemu dengan Jokowi.
Deddy pada Kamis 27 Maret 2025 yang lalu mengatakan yang penting bukan hanya sekadar bertemu, tapi apa yang dilakukan masing-masing untuk bangsa, negara, dan konstitusi. Bukan hanya soal pertemuan yang sifatnya seremonial.
Perbedaan Ideologis Jadi Faktor Utama
Deddy menyoroti pentingnya kesamaan pandangan ideologis dalam sebuah pertemuan politik. Ia menilai bahwa Jokowi dan Megawati kini sudah tidak lagi sejalan, baik secara ideologis maupun dalam praktik politik.
"Silaturahmi fisik itu penting, tetapi lebih bermakna jika ada kesamaan pemikiran dan gagasan. Kalau hanya bertemu tanpa ada kesamaan ideologi, maka tidak akan berdampak signifikan," jelasnya.
Menurut Deddy, perbedaan jalan yang ditempuh oleh Jokowi dan Megawati menjadi alasan mengapa peluang pertemuan mereka semakin kecil. Ia meyakini bahwa Jokowi sendiri menyadari hal ini, sehingga mengungkapkan sikap pesimis terkait potensi pertemuan tersebut.
Sikap Kader PDIP
Lebih lanjut, Deddy menekankan bahwa para kader dan loyalis PDIP sulit menerima gagasan pertemuan antara Megawati dan Jokowi. Salah satu pemicunya adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah aturan syarat calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu 2024, yang dianggap merugikan PDIP.
Dikatakannya, secara pribadi, dirinya melihat bahwa akar rumput PDIP akan sulit menerima pertemuan antara Mega dan Jokowi setelah apa yang terjadi sejak Putusan MK Nomor 90 pada tahun 2024 lalu itu.
Pernyataan Jokowi
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan di Solo, Jokowi meragukan kemungkinan pertemuan para mantan presiden, termasuk dirinya, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, peluang pertemuan semacam itu kecil terjadi.
Jokowi kepada wartawan mengaku hal itu bisa saja terjadi, tapi dirinya melihat hal itu agak sulit terjadi.
Jokowi tidak menjelaskan secara rinci alasan pesimismenya. Saat ditanya siapa yang kemungkinan besar tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut, Jokowi hanya menjawab singkat, "Kelihatannya kok nggak mungkin, sudah."
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa pertemuan antara Megawati dan Jokowi akan terwujud. Dengan situasi politik yang semakin dinamis, hubungan kedua tokoh ini masih menjadi sorotan publik dan terus menarik perhatian masyarakat. (*)