Kukhuk Limau, Tradisi Syukuran Kehamilan Masyarakat Lampung

Salah satu tradisi adat Lampung / Foto--Net.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Masa kehamilan adalah waktu yang penuh makna bagi pasangan suami istri, di mana perhatian besar diberikan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Dalam masyarakat Lampung, terdapat tradisi yang telah dilestarikan turun-temurun, yaitu Kukhuk Limau. Tradisi ini dilaksanakan pada usia kehamilan tertentu sebagai bentuk syukuran dan harapan agar ibu dan bayi terhindar dari segala gangguan, baik fisik maupun spiritual.

 

Kukhuk Limau, yang juga dikenal dengan sebutan Bulangekh, dilaksanakan pada usia kehamilan 5 bulan dan 8 bulan. Tradisi ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi ibu hamil serta bayi yang ada dalam kandungannya. Selain itu, Kukhuk Limau juga dianggap sebagai cara untuk melindungi ibu dari berbagai gangguan penyakit maupun gangguan makhluk halus yang dipercaya dapat mengancam keselamatan kehamilan.

 

Pelaksanaan Kukhuk Limau terdiri dari dua tahapan penting, yakni pada usia 5 bulan dan 8 bulan. Pada usia 5 bulan, tradisi ini disebut Kukhuk Limau atau Bulangekh, sementara pada usia 8 bulan, tradisi ini dikenal sebagai Ngeruang atau Kuruk Limau Keminduani. Acara ini umumnya dilaksanakan pada malam hari, antara pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, di waktu bulan purnama atau menjelang purnama, di rumah ibu hamil.

 

Proses pelaksanaan Kukhuk Limau terbagi dalam tiga tahapan utama: persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. Pada tahap persiapan, keluarga akan menghubungi seorang dukun berpengalaman untuk memandu prosesi tersebut. Keluarga ibu hamil kemudian menyiapkan berbagai bahan dan perlengkapan, seperti bunga tujuh macam, air dari pertemuan dua aliran yang membentuk lingkaran, dan sejumlah alat lainnya yang dianggap penting untuk acara tersebut.

 

Pada tahap pelaksanaan, dukun memimpin acara dengan membacakan doa-doa dan ayat-ayat suci sambil mengelilingi ibu hamil tiga kali. Setelah itu, campuran air bunga dan jeruk purut akan disirami ke tubuh ibu hamil sebagai doa perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Ibu hamil kemudian akan diberi kalung dari biji berlai jerangau, dan dukun memberikan nasihat serta petuah mengenai pantangan yang harus diikuti selama kehamilan, seperti tidak tidur pada siang hari, tidak makan buah bergetah, dan menghindari perjalanan pada waktu-waktu tertentu.

 

Pada tahap penutupan, yang dikenal dengan Ngebok Langekh, keluarga mengunjungi dukun untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan bingkisan sebagai bentuk penghargaan. Kemudian, pada malam hari, diadakan syukuran di rumah ibu hamil dengan mengundang keluarga dan tetangga sebagai ungkapan syukur atas kelancaran jalannya prosesi Kukhuk Limau.

 

Melalui Kukhuk Limau, masyarakat Lampung tidak hanya merayakan kehamilan dengan syukur, tetapi juga mempererat ikatan sosial serta melestarikan tradisi yang kaya akan nilai spiritual dan budaya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan