Kura-Kura Raksasa Galapagos Beranak di Usia 100 Tahun: Kisah Harapan dari Penjuru Dunia

ilustrasi Kura-Kura Raksasa Galapagos . foto/net --

Radarlambar.bacakoran.co -Di tengah kekhawatiran global akan punahnya berbagai spesies langka, sebuah kabar menggembirakan datang dari Kebun Binatang Philadelphia, Amerika Serikat. Sepasang Kura-Kura Raksasa Galapagos Western Santa Cruz berhasil memiliki anak di usia yang tak biasa—100 tahun!

Dari total 16 telur yang dikeluarkan pada November 2024, empat di antaranya berhasil menetas pada 27 Februari 2025. Sisa 12 telur lainnya masih dalam tahap inkubasi dan diperkirakan akan menetas dalam beberapa minggu ke depan.

Mommy dan Abrazzo, Kisah Cinta Panjang dari Dua Penjuru
Induk betina bernama Mommy telah menjadi penghuni Kebun Binatang Philadelphia sejak 1932, menjadikannya sebagai salah satu penghuni tertua dan paling bersejarah. Sedangkan pasangannya, Abrazzo, baru bergabung pada Desember 2020 atas rekomendasi program konservasi Species Survival Plan (SSP).

Sebelumnya, Mommy sempat tiga kali bertelur sejak 2023, namun tanpa hasil. Kini, di upaya keempatnya, keajaiban terjadi: empat bayi mungil berhasil menetas, membawa angin segar bagi upaya pelestarian spesies yang terancam punah ini.

Lahirnya Harapan Baru
Empat bayi kura-kura ini bukan hanya tambahan jumlah—mereka adalah garis keturunan genetik baru yang sangat berharga. Sebelum kelahiran ini, hanya ada 44 individu Kura-Kura Western Santa Cruz yang tercatat di seluruh kebun binatang di Amerika Serikat. Tambahan ini menjadi sinyal positif di tengah krisis keanekaragaman hayati global.

Uniknya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh suhu inkubasi: di bawah 82,4°F menghasilkan jantan, sedangkan di atas 85,1°F menghasilkan betina. Telur-telur kura-kura ini membutuhkan waktu empat hingga delapan bulan untuk menetas sepenuhnya.

Si Raksasa Lembut dari Galapagos
Kura-kura Galapagos adalah makhluk luar biasa yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Galapagos, Ekuador. Mereka dikenal panjang umur—bisa hidup hingga 200 tahun—dan ukurannya pun mengesankan. Seekor jantan dewasa dapat mencapai 500 pon, sementara betina rata-rata 250 pon.

Meski raksasa, mereka menjalani hidup dengan tenang: menghabiskan waktu untuk berjemur di pagi hari, merumput santai, dan beristirahat di sore yang hangat. Dalam sunyi dan lambatnya gerak mereka, tersimpan kekuatan adaptasi luar biasa.

Dari Ancaman Menuju Harapan
Sayangnya, kura-kura ini adalah spesies yang paling banyak punah di Kepulauan Galapagos. Dari 14 spesies yang teridentifikasi, enam berada dalam kondisi sangat terancam punah, empat terancam punah, dua rentan, dan dua lainnya sudah punah.

Punahnya spesies ini tak lepas dari ulah manusia: bajak laut dan pemburu paus di abad ke-18 hingga ke-19 menjadikan kura-kura sebagai persediaan makanan dan minyak. Ditambah lagi, ancaman spesies invasif serta hilangnya habitat alami membuat populasi mereka semakin terdesak.

Namun, sejak 1965, upaya pemulihan mulai dilakukan melalui penangkaran. Anak-anak kura-kura dipelihara hingga usia lima tahun sebelum dilepasliarkan, agar mereka cukup kuat menghadapi alam dan tidak mudah dimangsa predator.

Debut Publik di Hari Bersejarah
Keempat bayi kura-kura ini akan melakukan debut publik pada Rabu, 23 April 2025, bertepatan dengan peringatan 93 tahun Mommy tinggal di kebun binatang. Sebuah momen penuh makna, di mana harapan dan sejarah bertemu dalam satu kandang kecil berisi keajaiban kehidupan.

Sebuah Pelajaran dari Sang Lambat:
Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, kura-kura ini mengajarkan kita tentang ketekunan, ketabahan, dan keajaiban waktu. Bahkan di usia seabad, mereka masih mampu memberikan kehidupan baru. Mungkin, dari seekor kura-kura, kita bisa belajar bahwa harapan tak pernah benar-benar punah—ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk menetas. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan