Potret Pilu Dunia Pendidikan RKB Rusak, Disiplin Melorot

RUSAK PARAH : Gedung RKB di SMPN 1 Suoh Lampung Barat mengalami kerusakan parah selain itu kedisiplinan guru juga menuai sorotan. Foto Dok--

BALIKBUKIT – Potret dunia pendidikan di daerah terpencil kembali menjadi sorotan. Kali ini, kondisi memprihatinkan dialami oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Suoh, Kabupaten Lampung Barat. Sekolah yang dulu dikenal sebagai unggulan di Kecamatan Suoh kini berubah menjadi bangunan rusak yang terkesan terbengkalai.

Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, sejumlah kerusakan pada infrastruktur sekolah tampak jelas bahkan dari tepi jalan raya. Banyak bagian atap hilang diterpa angin, plafon ruang kelas berlubang, dan cat dinding yang mengelupas semakin memperparah kesan tak terurus. Di sisi lain, genangan air di halaman sekolah menjadi pemandangan yang tak asing akibat saluran pembuangan yang tidak memadai.

Seorang warga setempat menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi sekolah tersebut. Menurutnya, SMPN 1 Suoh dulunya menjadi kebanggaan masyarakat dan panutan bagi sekolah lain. Namun, saat ini kondisi tersebut berbanding terbalik dengan masa kejayaannya.

“Dulu sekolah ini yang paling dibanggakan di Suoh. Tapi sekarang? Siswa takut masuk kelas karena atap bisa rubuh kapan saja. Kami bingung, ke mana dana bantuan seperti BOS? Bukankah itu bisa dipakai untuk perawatan?” ujar ungkap pria yang mewanti-wanti agar namanya tak ditulis tersebut.

Tak hanya infrastruktur yang rusak, rendahnya kedisiplinan tenaga pendidik juga menjadi sorotan masyarakat. Beberapa guru dilaporkan jarang hadir mengajar, sementara kepala sekolah dinilai kurang responsif terhadap kondisi sekolah yang semakin memburuk.

Sorotan tajam juga datang dari legislatif (Aleg)  DPRD Kabupaten Lampung Barat dari Fraksi PDIP, Sugeng Kinaryo Adi, mengkritik keras kepemimpinan sekolah yang dinilai tidak proaktif. Ia menekankan pentingnya tindakan cepat dan tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah daerah.

“Kalau cuma atap dua keping yang rusak, masa harus nunggu APBD turun? Itu bisa diperbaiki secara swadaya atau pakai Dana BOS dulu. Kalau kepala sekolah tidak bisa ambil langkah inisiatif, lebih baik mundur saja,” tegasnya.

Sugeng juga menyesalkan masih adanya genangan air di lingkungan sekolah yang seharusnya bisa ditangani tanpa menunggu anggaran besar. Menurutnya, kondisi ini mencerminkan lemahnya pengelolaan dan perencanaan dari pihak sekolah.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala SMPN 1 Suoh, Mat Pakhruddin, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan perbaikan berulang kali menggunakan Dana BOS. Namun, kerusakan terus terjadi karena struktur kayu bangunan yang sudah lapuk dan tidak lagi kokoh.

“Kami sudah ganti genteng, perbaiki atap, tapi rusak lagi karena kayunya memang sudah tua. Kami sudah ajukan pembangunan ulang ke Dinas Pendidikan sejak tahun 2024, tapi sampai sekarang belum ada kepastian,” jelas Pakhruddin.

Ia juga mengungkapkan bahwa pembangunan sempat tertunda akibat pemotongan anggaran di tingkat pemerintah daerah tahun ini. Meskipun begitu, pihak sekolah berharap adanya tindak lanjut nyata agar proses belajar-mengajar bisa kembali berjalan dengan aman dan nyaman. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan