Enam Upacara Adat Ikonik dari Ranah Minang dan Mentawai

Upacara Tabuik/ Foto--Net.--

Tradisi ini identik dengan kegiatan memasak lemang secara bersama-sama, biasanya dalam rangka memperingati peristiwa keagamaan atau menyambut tamu penting. Lemang dimasak menggunakan bambu yang diisi beras ketan dan santan, lalu dibakar hingga matang. Lebih dari sekadar tradisi kuliner, Malamang memperkuat semangat gotong royong antarwarga dan menjadi ajang mempererat hubungan antaranggota masyarakat.

 

5. Makan Bajamba

Makan Bajamba adalah kegiatan makan bersama dalam suasana adat yang sarat akan nilai kebersamaan. Sajian makanan disusun dalam dulang besar dan dinikmati secara beramai-ramai tanpa membedakan status sosial. Tradisi ini kerap digelar pada perayaan adat, keagamaan, atau kegiatan penting lainnya. Melalui Makan Bajamba, masyarakat Minangkabau menanamkan prinsip kesetaraan, persatuan, serta rasa syukur atas karunia kehidupan.

 

6. Puliaijat

Berbeda dari tradisi Minangkabau, masyarakat Mentawai memiliki ritual spiritual bernama Puliaijat. Upacara ini dipimpin oleh seorang kerei atau sikerei, tokoh yang dipercaya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh dan menjaga keseimbangan alam. Puliaijat dilaksanakan untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh energi negatif yang diyakini dapat mengganggu kehidupan manusia. Kepercayaan masyarakat Mentawai bahwa setiap unsur alam memiliki roh tersendiri menjadi dasar pelaksanaan upacara ini.

 

Setiap upacara adat di Sumatera Barat, baik dari daratan Minangkabau maupun Kepulauan Mentawai, mengandung nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga sarana pembelajaran tentang harmoni, spiritualitas, dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan