Xi Jinping Lewatkan Indonesia? Ini Dinamikanya di Tengah Perang Dagang Global

Presiden China saat dijamu PM Malaysia dan Raja Malaysia. Foto Dok/Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Di tengah gempuran perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin panas, dunia mencermati langkah strategis Presiden Xi Jinping saat memulai tur perdananya di Asia Tenggara pada tahun 2025.
Namun, satu hal yang cukup mencuri perhatian publik adalah absennya Indonesia dari daftar negara yang disambangi.
Tur Xi tersebut mencakup kunjungan ke tiga negara Asean yakni Vietnam, Kamboja, dan Malaysia yang dinilai memiliki posisi strategis dalam kepentingan dagang dan investasi China.
Vietnam dan Malaysia merupakan mitra dagang besar, dengan nilai impor produk China masing-masing mencapai lebih dari US$160 miliar dan US$100 miliar.
Sementara Kamboja, meski secara ekonomi lebih kecil, tetap menjadi pusat investasi infrastruktur besar dari Negeri Tirai Bambu.
Lalu, mengapa Indonesia—mitra dagang utama dan negara yang pernah dianggap "senasib sepenanggungan" oleh China—justru tidak masuk dalam daftar persinggahan?
Faktor utama tampaknya bukanlah persoalan diplomatik atau ketegangan bilateral, melainkan dinamika jadwal dan kepadatan agenda kedua belah pihak.
Xi Jinping menjalani lawatan ASEAN pada 14 hingga 18 April, sementara Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dalam waktu yang nyaris bersamaan, tengah melakukan kunjungan penting ke Timur Tengah dan Turki.
Kunjungan tersebut difokuskan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam isu Gaza sekaligus menjalin hubungan lebih erat dengan negara-negara Timur Tengah.
Dalam dunia diplomasi, kunjungan antar kepala negara bukan perkara sepele. Prosesnya melibatkan perencanaan matang dan kesesuaian waktu yang kadang memakan waktu berbulan-bulan.
Ketidakhadiran Xi di Indonesia kali ini lebih menggambarkan kondisi teknis daripada strategi geopolitik.
Meski demikian, hubungan antara Indonesia dan China tetap berjalan normal dan dinamis. Tidak ada sinyal pelemahan kerja sama, apalagi penurunan minat investasi.
Tiongkok masih memandang Indonesia sebagai mitra strategis terutama dalam sektor energi dan manufaktur serta pembangunan infrastruktur.
Tur Xi ke tiga negara ASEAN kali ini juga memiliki dimensi yang lebih besar: membangun solidaritas ekonomi regional di tengah gempuran tarif proteksionis dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.