Xi Jinping Lewatkan Indonesia? Ini Dinamikanya di Tengah Perang Dagang Global

Presiden China saat dijamu PM Malaysia dan Raja Malaysia. Foto Dok/Net--
Tarif resiprokal yang diterapkan Washington ke negara-negara Asia Tenggara cukup tinggi—Vietnam sebesar 46 persen, Kamboja 49 persen, dan Malaysia 24 persen.
Langkah ini diyakini menjadi pemicu konsolidasi regional yang coba digalang oleh China.
Seperti diketahui China adalah satu-satunya kekuatan Asia yang terang-terangan melawan kebijakan tarif Amerika Serikat, menjawab tekanan itu dengan langkah balasan: menaikkan tarif impor dari AS hingga 34 persen.
Gelombang saling balas inilah yang membuat kunjungan Xi ke negara ASEAN menjadi semakin penting upaya menjaga semangat perdagangan terbuka berikut mencegah efek domino proteksionisme.
Absennya Indonesia dalam tur kali ini justru membuka peluang lebih besar untuk pertemuan bilateral yang lebih terfokus di kemudian hari.
Mengingat posisi strategis Indonesia dan hubungan yang sudah terbangun lama, pertemuan kedua negara hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.
Diplomasi tak selalu ditentukan oleh kehadiran fisik semata. Terkadang, strategi terbaik justru lahir dari jeda yang memberi ruang untuk langkah berikutnya yang lebih besar dan terarah. (*)