Tiga Negara Eropa Mendesak Israel Buka Blokade Bantuan ke Gaza

Militer Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.//Foto: REUTERS.--

Radarlambar.bacakoran.co -Negara seperti Jerman, Prancis serta Inggris Raya secara resmi mendesak Israel untuk membuka blokade yang telah menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dalam pernyataan bersama, ketiga negara ini mengingatkan bahwa risiko kelaparan, wabah, penyakit, dan kematian semakin mengancam kehidupan warga Gaza, yang telah terperangkap dalam kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk akibat 18 bulan perang dan blokade penuh yang diberlakukan oleh Israel sejak Maret 2025.

Pernyataan ini menekankan bahwa keputusan Israel untuk menutup jalur bantuan tidak dapat diterima. Menurut para menteri luar negeri dari ketiga negara, bantuan kemanusiaan seharusnya tidak dipolitisasi dan wilayah Palestina tidak boleh dikurangi atau mengalami perubahan demografi akibat situasi ini. Mereka mengkritik pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz dimana menyatakan  jika Israel bakal tetap mempertahankan kehadiran militernya di Gaza meski usai perang .

Blokade yang diberlakukan Israel telah memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama lebih dari 50 hari. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik yang paling kritis. Jens Laerke, Juru Bicara OCHA, mengungkapkan dalam konferensi pers pada 22 April 2025, bahwa situasi kemanusiaan di Gaza mungkin saat ini berada dalam kondisi yang paling buruk sepanjang perang. Tanpa ada pasokan barang komersial serta bantuan kemanusiaan selama lebih dari 2 bulan kondisi di Gaza semakin memburuk. Sekitar 2,4 juta jiwa terjebak dalam kondisi yang memprihatinkan.

Krisis ini diperburuk dengan adanya kelaparan yang melanda wilayah tersebut, ditambah dengan serangan militer Israel yang terus berlanjut, bahkan setelah gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang disepakati pada Januari 2025 dilanggar. Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, lebih dari 51.200 warga Palestina telah kehilangan nyawa, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Ketiga negara Eropa menegaskan pentingnya segera melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi penderitaan rakyat Gaza. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan terus mendesak agar blokade ini dibuka untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut yang bisa semakin memperburuk situasi yang sudah sangat kritis. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan