Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo Disorot, Dianggap Sarat Nuansa Politik

Letjen Kunto Arief Wibowo . Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memutasi Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat menarik perhatian publik. Kunto sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I. Posisinya kini digantikan oleh Laksamana Muda Hersan dari matra laut.
Mutasi tersebut menjadi sorotan karena terjadi tidak lama setelah beredarnya pernyataan sikap Forum Purnawirawan TNI yang berisi tuntutan politik, termasuk seruan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan itu turut ditandatangani oleh Jenderal (Purn) Try Sutrisno, ayah dari Kunto.
Sejumlah pihak menilai mutasi ini memiliki dimensi politis dan tidak sepenuhnya berlandaskan pada prinsip meritokrasi yang menjadi fondasi sistem pembinaan karier di tubuh TNI. Kritik diarahkan pada kemungkinan keterkaitan antara aktivitas politik Try Sutrisno dan reposisi jabatan militer Kunto.
Kunto sendiri dikenal sebagai perwira tinggi yang telah menempuh jenjang karier lengkap di lingkungan TNI, mulai dari pendidikan militer hingga berbagai jabatan strategis. Penilaiannya sebagai sosok berprestasi menimbulkan pertanyaan publik atas dasar objektivitas mutasi yang dilakukan.
TNI selama ini dikenal memiliki sistem pembinaan karier yang mengedepankan profesionalisme dan prestasi. Oleh karena itu, setiap pergantian jabatan semestinya terbebas dari tekanan maupun persepsi politik yang berkembang di luar institusi.
Secara keseluruhan, sebanyak 237 perwira tinggi dan menengah dimutasi berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 yang terbit pada 29 April 2025. Dari jumlah tersebut, 109 perwira berasal dari Angkatan Darat, 64 dari Angkatan Laut, dan 64 dari Angkatan Udara. TNI menyatakan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari proses rutin dalam pembinaan sumber daya manusia di lingkungan militer. (*)