7 Warga Buaynyerupa Terserang DBD, Puskesmas Dorong Gerakan PSN

DBD : Jumlah kasus DBD di Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, bertambah menjadi 7 orang sehingga Puskesmas setempat melakukan fogging. Foto Dok--
SUKAU - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, terus bertambah. Hingga awal Mei 2025, total warga yang terserang penyakit tersebut telah mencapai tujuh orang, setelah dua kasus baru kembali tercatat pekan ini.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri, mengingat tren kenaikan kasus terjadi dalam waktu singkat. Menanggapi situasi tersebut, Puskesmas Buaynyerupa sebelumnya telah menggelar fogging atau pengasapan di beberapa titik pemukiman padat pada Jumat (2/5/2025). Lokasi yang disasar adalah kawasan yang dianggap berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab utama penyebaran virus DBD.
Kepala Puskesmas Buaynyerupa, Metty Sylviani, menyebutkan bahwa langkah pengasapan merupakan tindakan cepat guna mencegah meluasnya penularan. Namun ia menekankan, upaya pengendalian penyakit tidak bisa hanya mengandalkan fogging semata.
"Fogging ini bagian dari pencegahan darurat, tetapi upaya paling efektif tetap pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri oleh masyarakat," ujar Metty.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengintensifkan sosialisasi kepada warga melalui kader kesehatan untuk menggalakkan gerakan 3M Plus: menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan. Plus-nya termasuk penggunaan kelambu, obat anti nyamuk, hingga menjaga kebersihan lingkungan.
“DBD bukan hanya urusan tenaga kesehatan. Warga harus aktif, apalagi kita sudah mencatat tujuh orang yang terjangkit. Ini sinyal serius, karena jika terlambat diantisipasi, kasus bisa melonjak,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat ini para pasien yang terserang DBD telah menjalani perawatan perawatan medis intensif dan telah pulih. Tidak ada laporan korban jiwa, namun Puskesmas dan pemerintah pekon terus memantau situasi secara ketat.
Terakhir pihaknya mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala awal DBD seperti demam tinggi, nyeri otot, mual, atau muncul bintik merah di kulit. Deteksi dini, menurutnya, menjadi kunci keselamatan pasien.*