Israel Setujui Rencana Pencaplokan Gaza, Operasi Militer Baru Siap Diluncurkan

Militer Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.//Foto: REUTERS.--
Radarlambar.bacakoran.co -Kabinet Israel secara bulat menyetujui rencana besar yang akan mengubah arah konflik di Jalur Gaza: pencaplokan penuh wilayah tersebut tanpa batas waktu. Langkah ini akan disertai dengan serangan militer yang lebih intensif dan gelombang pengungsian besar-besaran warga sipil Palestina ke wilayah selatan.
Rencana ini dipandang sebagai bagian dari upaya Israel untuk mencapai dua tujuan utama: menghancurkan kekuatan Hamas dan membebaskan para sandera yang masih ditahan di Gaza. Namun, konsekuensi kemanusiaannya sangat besar, mengingat jutaan warga Gaza sudah hidup dalam kondisi yang mengenaskan akibat perang yang tak kunjung usai.
Sejak menarik diri dari Gaza pada 2005, Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade ketat terhadap wilayah tersebut. Kini, dengan rencana pendudukan ulang, harapan akan terbentuknya negara Palestina semakin memudar. Situasi ini juga memunculkan tantangan besar bagi Israel: bagaimana mengelola wilayah yang dihuni oleh populasi yang sebagian besar bermusuhan?
Menurut laporan dari media Israel, rencana ini akan dilakukan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan. Fokus awal operasi akan diarahkan pada satu wilayah tertentu sebelum diperluas ke seluruh Gaza. Strategi ini disebut dapat membuka peluang negosiasi gencatan senjata serta kesepakatan pembebasan sandera, terutama menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kawasan tersebut.
Langkah ini mendapat perhatian luas, terutama karena adanya sinyal bahwa Israel bisa mempertimbangkan untuk menyerahkan kendali Gaza kepada AS, sejalan dengan visi geopolitik Trump di Timur Tengah. Namun, belum ada kepastian soal detail rencana tersebut, apalagi mengingat adanya perlawanan keras dari kelompok Hamas.
Di pihak lain, Hamas menolak seluruh rencana yang dinilai mengorbankan hak-hak rakyat Palestina. Mereka tetap bersikeras bahwa penyelesaian hanya dapat terjadi melalui kesepakatan yang mencakup gencatan senjata menyeluruh, penarikan total Israel dari Gaza, pembebasan semua sandera, serta rekonstruksi wilayah yang hancur akibat agresi militer.
Dengan puluhan ribu pasukan cadangan mulai digerakkan dan operasi militer berskala besar disiapkan, konflik di Gaza memasuki fase baru yang lebih kompleks dan berpotensi membawa dampak besar bagi stabilitas regional. Dunia pun kini menyoroti bagaimana rencana ambisius ini akan dijalankan dan apa artinya bagi masa depan Palestina dan keamanan jangka panjang di Timur Tengah. (*)