Indonesia Jadi Lokasi Kunci Uji Coba Vaksin TBC Global

Pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia Bill Gates tengah menguji coba vaksin M72AS01E untuk tuberkulosis atau TBC di Indonesia. Foto iStock--
Radarlambar.bacakoran.co- Pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia, Bill Gates, menyampaikan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara utama dalam pelaksanaan uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) jenis M72/AS01E.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto, Gates menjelaskan bahwa vaksin ini tengah diuji coba di dua lokasi di Indonesia sebagai bagian dari riset global untuk mengukur efektivitas perlindungan terhadap penyakit menular tersebut.
Uji coba vaksin yang digagas oleh Bill & Melinda Gates Foundation dan Wellcome Trust ini menjadi bagian dari uji klinik fase 3 yang dilakukan secara internasional. Selain Indonesia, pelaksanaan pengujian juga berlangsung di Afrika Selatan, Kenya, Zambia, Vietnam, Malawi, dan Mozambik, dengan total subjek mencapai 20.000 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.500 peserta berasal dari Indonesia, menjadikan negeri ini sebagai kontributor penting dalam validasi ilmiah vaksin M72.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa Indonesia menjadi negara keempat yang mulai melakukan enrollment subjek setelah Afrika Selatan, Kenya, dan Zambia. Salah satu lokasi pelaksanaan di Indonesia berada di kawasan Jakarta Timur, yang turut dipantau langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Vaksin M72/AS01E sendiri dikembangkan oleh perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK), bekerja sama dengan organisasi nirlaba AERAS. Vaksin ini menggunakan protein fusi dari dua antigen utama Mycobacterium tuberculosis, yakni MTB32A dan MTB39A, serta bahan adjuvan AS01E yang juga digunakan dalam vaksin Shingrix dan vaksin malaria RTS,S.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di tiga negara Afrika menunjukkan bahwa pemberian dua dosis vaksin ini mampu menurunkan risiko berkembangnya TBC aktif hingga 50 persen pada orang dewasa HIV-negatif dengan infeksi laten. Temuan ini menjadi dasar kuat bagi pengujian lanjutan yang kini melibatkan subjek remaja dan dewasa di Indonesia, berusia 15 hingga 44 tahun.
Uji klinik yang berlangsung di lima institusi medis ternama, seperti FKUI, RSUP Persahabatan, dan RSUI, dikoordinasikan oleh Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K). Dalam pengujian ini, aspek yang dikaji mencakup efikasi, imunogenisitas, serta keamanan vaksin.
Gates menyatakan bahwa hasil pengujian dari Indonesia akan memiliki dampak luas terhadap upaya pengendalian TBC di seluruh dunia. Ia menyebut Indonesia sebagai mitra penting dalam kerja sama global yang bertujuan memutus rantai penyebaran penyakit yang masih menjadi penyebab kematian terbesar dari kategori penyakit menular ini.
Dukungan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga telah disampaikan sebagai bentuk penguatan terhadap komitmen nasional dalam mempercepat eliminasi TBC. Data dari WHO menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, sehingga keterlibatan dalam uji klinik ini tak hanya berperan dalam inovasi medis, tetapi juga membuka harapan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.(*)