Peringatan dari Speaker Masjid Selamatkan Warga Muzaffarabad dari Serangan Udara India

Peringatan dari Speaker Masjid Selamatkan Warga Muzaffarabad dari Serangan Udara India. Foto/net--
Radarlambar. bacakoran.co -Suasana pagi di ibu kota wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan berubah menjadi kepanikan saat serangan udara India mengguncang kota tersebut pada Rabu (7/5/2025). Operasi militer yang diberi nama Operasi Sindoor ini menyasar sejumlah titik yang diduga menjadi basis kelompok radikal. Namun, di tengah kecamuk serangan, peringatan dini melalui speaker masjid menjadi penyelamat bagi banyak warga.
Serangan udara tersebut terjadi sebelum fajar menyingsing, memicu kepanikan massal di tengah suasana yang masih gelap. Di tengah kepanikan tersebut suara dari pengeras suara masjid-masjid di berbagai penjuru kota memandu warga dalam menyelamatkan diri. Berkat peringatan itu banyak keluarga berhasil melarikan diri ke daerah perbukitan sebelum serangan mencapai permukiman mereka.
Getaran tanah yang terasa kuat diikuti suara ledakan keras menjadi pengalaman traumatis bagi warga. Beberapa orang menggambarkan bagaimana rumah-rumah mereka terguncang hebat dan anak-anak mereka berteriak ketakutan. Mereka yang sempat mengungsi ke kawasan masjid terdekat mendapati bahwa sebagian bangunan ibadah itu ikut rusak akibat serangan, termasuk Masjid Bilal yang mengalami kerusakan pada menara dan atap.
Pihak keamanan Pakistan menutup area sekitar masjid untuk pengamanan, sementara laporan dari pemerintah menyebutkan bahwa tiga korban jiwa ditemukan di sekitar lokasi rumah ibadah tersebut. Secara keseluruhan, pemerintah Pakistan mencatat 26 korban tewas dan 46 orang luka-luka akibat serangan ini.
Serangan India ke wilayah Pakistan ini merupakan respons atas insiden pembantaian yang menewaskan 26 warga India di Kashmir pada April lalu. Pemerintah India menuding kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan berada di balik insiden tersebut. Namun, tudingan itu dibantah keras oleh Islamabad yang menyatakan bahwa korban serangan India sepenuhnya adalah warga sipil, bukan militan sebagaimana diklaim pihak New Delhi.
Kementerian Pertahanan India mengklaim serangan itu ditujukan pada sembilan kamp yang diduga kuat menjadi markas kelompok militan. Meski demikian Pakistan menyebut serangan tersebut sebagai tindakan agresi militer yang setara deklarasi perang serta menyatakan akan memberikan respons sepadan.
Ketegangan antara kedua negara bertetangga ini kembali memperlihatkan betapa rapuhnya perdamaian di kawasan yang telah lama menjadi sengketa. Kashmir, wilayah strategis yang menjadi sumber konflik selama puluhan tahun, terus menjadi medan perebutan antara dua negara yang pernah berada di bawah kolonialisme Inggris.
Setelah pemisahan pada 1947 berdasarkan perbedaan agama, India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim telah tiga kali berperang — dua di antaranya akibat konflik Kashmir. Kini, kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir kembali berada di ambang eskalasi besar.
Masyarakat internasional mengamati perkembangan ini dengan penuh kekhawatiran, karena setiap langkah salah dari kedua belah pihak berpotensi memicu konflik berskala lebih luas di Asia Selatan. (*)