Mengenal Biksu Thudong: Ritual Spiritual dengan Perjalanan Jauh

Biksu Thudong: Foto/net--

Radarlambar.vbacakoran.co -Biksu thudong merujuk pada biksu yang menjalani ritual thudong, sebuah tradisi spiritual dalam ajaran Buddha. Thudong adalah perjalanan panjang dengan berjalan kaki yang melibatkan latihan keras, dimulai dari bahasa Pali "dhutanga," untuk mengembangkan kesabaran, kesederhanaan, dan meditasi sambil mendekatkan diri pada alam.

Ritual thudong melibatkan 13 praktik pertapaan yang diajarkan oleh Sang Buddha. Beberapa di antaranya adalah hidup sederhana, berpuasa, meditasi intensif, dan bergantung pada sedekah masyarakat selama perjalanan. Para biksu yang menjalani thudong biasanya berjalan kaki tanpa membawa banyak bekal atau uang, sepenuhnya mengandalkan dukungan umat dan masyarakat yang mereka temui sepanjang perjalanan.

Selain itu, thudong juga menekankan meditasi berjalan, menjaga keheningan, serta mengendalikan diri untuk menghindari tiga dosa utama dalam Buddhisme, yaitu keinginan, kemarahan, dan kebodohan. Tujuan dari ritual ini adalah untuk melatih disiplin, memperdalam praktik spiritual, dan mencapai kondisi meditasi yang lebih dalam.

Thudong adalah tradisi kuno yang sudah ada sejak zaman Sang Buddha, saat para bhikkhu harus berpindah-pindah untuk menyebarkan ajaran. Meskipun rute dan durasinya kini bisa disesuaikan dengan kondisi modern, thudong tetap dilestarikan sebagai bentuk latihan spiritual dan penghormatan terhadap tradisi Buddha.

Perbedaan Biksu Thudong dengan Biksu Lainnya

Biksu thudong berbeda dari biksu lainnya dalam hal gaya hidup dan praktik spiritual. Berikut beberapa perbedaan utama:

Biksu Thudong: Menjalani kehidupan nomaden, mengembara dan hidup sederhana di alam terbuka, melakukan 13 praktik dhutanga, bergantung sepenuhnya pada derma selama perjalanan.

Biksu Lainnya (Monastik Reguler): Umumnya tinggal di vihara dan menjalankan rutinitas monastik, fokus pada ibadah, belajar, dan pelayanan komunitas, serta tidak selalu menjalankan praktik dhutanga secara penuh.

Kunjungan Biksu Thudong ke Indonesia

Pada 6 Mei 2025, 36 biksu thudong dari Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Amerika tiba di Semarang, Indonesia. Mereka mengunjungi berbagai tempat di kota, termasuk Kantor Kecamatan Tugu, Queen City Mall, dan Masjid Agung Kauman Semarang, dalam rangka perjalanan spiritual menuju peringatan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur.

Biksu-biksu ini mengadakan ritual doa di Candi Borobudur sebagai bagian dari perjalanan spiritual mereka. Mereka rela berjalan kaki beribu-ribu kilometer untuk menjalani ritual thudong dan melepaskan diri dari nafsu duniawi.

Sebagian besar biksu thudong mengenakan pakaian tradisional berwarna jingga atau merah bata, berjalan beriringan dari satu kota ke kota lain menuju Candi Borobudur untuk menyelesaikan perjalanan spiritual mereka. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan