Dua Ladang Migas Baru di Natuna Siap Diresmikan

Kilang Minyak. -Foto freepik---
Radarlambar.bacakoran.co – Pemerintah tengah mempersiapkan peresmian dua ladang minyak dan gas bumi (migas) baru yang berlokasi di wilayah Natuna. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendongkrak angka lifting migas dalam beberapa tahun ke depan.
Informasi mengenai rencana ini muncul setelah digelarnya rapat pimpinan internal di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu agenda utama dalam rapat tersebut adalah evaluasi program hilirisasi energi serta upaya peningkatan produksi migas nasional. Pengembangan dua lapangan migas baru di Natuna diyakini akan memberi kontribusi signifikan terhadap target nasional, terutama dalam meningkatkan kapasitas produksi harian.
Meski belum diungkapkan secara resmi nama blok maupun estimasi kapasitas produksinya, pemerintah berencana akan menyampaikan informasi lebih lengkap setelah peresmian dilakukan. Penundaan pengumuman ini dilakukan untuk memastikan kesiapan lapangan dan kepastian operasionalnya.
Sementara itu, pemerintah menegaskan kembali komitmen untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2030. Target tersebut tetap dipertahankan meskipun banyak pihak menilainya tidak realistis. Namun, pemerintah memandang bahwa dengan kerja sama yang solid dan implementasi Master Plan Produksi Migas Nasional yang tepat, angka tersebut masih berada dalam jangkauan.
Dalam kunjungan lapangan ke sejumlah blok migas di Kalimantan Timur, termasuk Pertamina Hulu Mahakam dan Eni Indonesia, pemerintah menyatakan optimisme bahwa target produksi tetap bisa dicapai. Fokus juga diarahkan pada peningkatan efisiensi operasional serta percepatan pengembangan wilayah kerja migas baru.
Selain isu produksi, pemerintah juga mencermati situasi pasokan gas dalam negeri. Meningkatnya konsumsi gas nasional beberapa waktu terakhir sempat memicu kekhawatiran terkait potensi defisit. Setelah dilakukan evaluasi ulang, diputuskan bahwa prioritas alokasi produksi gas harus ditujukan untuk kebutuhan domestik terlebih dahulu. Upaya ini diharapkan bisa mencegah ketergantungan terhadap impor gas.
Lifting gas diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada tahun 2026 dan 2027. Dengan proyeksi ini, pemerintah menargetkan agar seluruh kebutuhan gas nasional dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, kecuali dalam situasi darurat yang tidak dapat dihindari.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendorong kemandirian sektor migas, dengan Natuna sebagai salah satu fokus utama pengembangan baru. (*/rinto)