Watu Dodol, Gerbang Eksotis Menuju Banyuwangi

Pantai Watu Dodol, destinasi wisata unik di Banyuwangi, yang namanya di ambil dari batu karang besar. Foto Net--
Radarlambar.Bacakoran.co - Jika Anda melakukan perjalanan darat dari arah Situbondo ke Banyuwangi melalui jalur utama, ada sebuah destinasi menarik yang layak disinggahi sebelum memasuki pusat kota: Pantai Watu Dodol. Berlokasi di Dusun Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, pantai ini sering disebut sebagai pintu masuk alami ke wilayah yang dikenal dengan julukan “Sunrise of Java”.
Terletak di perbatasan antara Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi, pantai ini menyambut pengunjung dengan pesonanya yang khas. Tidak seperti pantai pada umumnya yang menawarkan hamparan pasir putih atau hitam, Watu Dodol menghadirkan panorama unik berupa bebatuan karang dan koral yang tersebar di sepanjang garis pantainya. Keberagaman bentuk dan warna batu-batu tersebut menambah daya tarik visual yang jarang ditemui di pantai lain.
Air laut di kawasan ini terkenal sangat jernih, bahkan saat musim libur. Dari pinggir pantai, pengunjung dapat melihat dasar laut dangkal yang dipenuhi bebatuan kecil yang berkilauan ketika terkena sinar matahari. Namun demikian, ombak di kawasan ini cenderung cukup kuat dan arusnya deras, sehingga aktivitas berenang tidak disarankan.
Meskipun begitu, banyak wisatawan memilih untuk menikmati suasana tenang di tepi pantai, sekadar duduk santai sambil merasakan semilir angin laut, mengabadikan momen dengan latar belakang pemandangan alami, atau mencicipi sajian khas laut di warung-warung sekitar. Aneka menu seperti ikan bakar, cumi goreng, dan sambal terasi segar menjadi favorit pengunjung yang ingin merasakan kuliner pesisir.
Nama Watu Dodol sendiri diambil dari sebuah batu besar yang menjadi ikon utama kawasan ini. Batu tersebut berdiri menjulang setinggi lima meter di sisi jalan, dengan bentuk memanjang yang menyerupai dodol, makanan tradisional Indonesia. Keunikan bentuknya menjadikan batu ini spot favorit untuk berfoto. Selain itu, masyarakat setempat percaya batu tersebut memiliki makna spiritual dan nilai sejarah, sehingga keberadaannya sangat dihormati.
Tak jauh dari batu tersebut, berdiri sebuah patung penari gandrung yang anggun, seolah menyambut siapa saja yang datang. Dengan pose tangan mengangkat kipas dan tubuh meliuk, patung ini menjadi simbol kuat dari kekayaan budaya Banyuwangi yang melekat erat dengan tradisi lokal.
Watu Dodol bukan hanya sekadar tempat untuk berwisata atau melepas lelah, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan adat masyarakat sekitar. Setiap tahun, tepat setelah perayaan Idulfitri, pantai ini menjadi lokasi pelaksanaan tradisi Puter Kayon. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat atas rezeki dan keberkahan yang mereka terima sepanjang tahun.
Dalam ritual tersebut, warga membawa sesaji dan tumpeng dari desa ke pantai, diiringi alunan gamelan dan doa bersama. Sebagian sesaji kemudian dilepaskan ke laut sebagai persembahan bagi alam, sementara sisanya dinikmati bersama dalam suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan. Tradisi ini tak hanya sarat nilai spiritual dan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kekayaan tradisi Banyuwangi.
Kegiatan ini menciptakan perpaduan harmonis antara kearifan lokal, keindahan alam, dan identitas budaya yang kuat. Tak heran jika banyak fotografer maupun pecinta budaya yang datang khusus untuk mengabadikan momen-momen sakral selama prosesi berlangsung.
Akses menuju Watu Dodol pun sangat mudah. Lokasinya hanya berjarak sekitar lima kilometer dari Pelabuhan Ketapang, menjadikannya tempat yang strategis untuk bersantai sejenak sebelum menyeberang ke Bali atau beristirahat setelah perjalanan panjang dari arah barat Pulau Jawa.
Walau tidak menawarkan aktivitas seperti berenang atau pasir putih yang luas, daya tarik Watu Dodol justru terletak pada keunikan alamnya, nilai budaya yang melekat kuat, serta atmosfer lokal yang tenang dan otentik. Tempat ini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga ruang refleksi yang mengajak pengunjung untuk meresapi kekayaan alam dan tradisi Banyuwangi yang memikat.(yayan/*)