Siap Tanggung Biaya Limbah Rp70 Miliar, BRIN Desak Kemenkeu Setujui Pengambilalihan Aset Inuki

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Foto-Net --

Radarlambar.bacakoran.co-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah berupaya mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengambil alih aset milik PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau Inuki. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat kapasitas riset nuklir nasional, sekaligus memastikan pengelolaan limbah dan dekontaminasi dilakukan secara terintegrasi.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan bahwa lembaganya telah menyatakan kesiapan untuk menanggung biaya dekontaminasi dan pelimbahan senilai Rp70 miliar. Namun hingga pertengahan Mei 2025, Kemenkeu belum memberikan restu terhadap proses hibah aset tersebut.

Penundaan ini didasarkan pada pertimbangan potensi kerugian negara, mengingat nilai aset yang dihibahkan hanya mencapai sekitar Rp20,9 miliar, termasuk di dalamnya bangunan senilai Rp11 miliar.

Dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, BRIN menyampaikan beberapa skema alternatif agar pengalihan aset dapat tetap dilanjutkan. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah memisahkan biaya dekontaminasi dari nilai hibah, sehingga proses administrasi tidak terhambat oleh persoalan fiskal yang kompleks. Pendekatan informal juga terus dilakukan oleh BRIN kepada jajaran Kemenkeu untuk mempercepat proses pengambilan keputusan.

Komisi XII DPR RI menilai urgensi persoalan ini cukup tinggi, mengingat potensi stagnasi dalam pemanfaatan aset nuklir nasional yang dapat berdampak pada agenda riset jangka panjang. Untuk itu, DPR meminta agar persoalan ini dapat diselesaikan paling lambat akhir Mei, dengan melibatkan peran aktif Dewan Energi Nasional sebagai mediator.

BRIN juga menegaskan bahwa penyelesaian pengalihan aset Inuki tidak hanya menyangkut aspek legal dan fiskal, melainkan juga menyangkut kepentingan nasional dalam pengembangan teknologi nuklir sipil. Dengan dukungan politik dan administratif yang memadai, pengalihan aset ini diyakini dapat memberi nilai strategis bagi negara.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan