Banyak Jemaah Haji Keracunan Makanan di Mekkah, Apa Penyebabnya?

Jemaah haji melaksanakan tawaf ifadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto-AP Photo--
Radarlambar.bacakoran.co- Insiden keracunan makanan yang menimpa jemaah haji kerap terjadi setiap musim haji. Salah satu penyebab utama adalah lamanya waktu distribusi makanan sejak dimasak hingga dikonsumsi. Rentang waktu tersebut bisa mencapai 4 hingga 6 jam, sehingga meningkatkan risiko makanan mengalami penurunan kualitas akibat suhu lingkungan dan proses distribusi yang panjang.
Menurut Sanitarian dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, meskipun seluruh makanan yang disediakan telah memenuhi standar gizi dan keamanan pangan, konsumsi di luar waktu yang dianjurkan tetap dapat menimbulkan risiko kontaminasi. Oleh karena itu, jemaah haji diimbau untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan guna menjaga kualitas dan keamanan hidangan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan bahwa waktu konsumsi yang ideal adalah maksimal pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS) untuk sarapan, pukul 16.00 WAS untuk makan siang, dan pukul 21.00 WAS untuk makan malam. Mengonsumsi makanan melebihi waktu tersebut dikhawatirkan memperbesar potensi kerusakan makanan.
Selain waktu makan, jemaah juga diingatkan agar selalu memeriksa kondisi makanan sebelum dikonsumsi. Jika ditemukan perubahan warna, bau menyengat, atau tampilan makanan yang mencurigakan, disarankan untuk tidak mengonsumsinya dan segera melapor kepada petugas kesehatan yang berjaga.
Petugas haji diminta aktif memberikan edukasi mengenai pola makan sehat dan aman kepada para jemaah. Langkah preventif ini dianggap penting untuk menjaga kondisi fisik jemaah tetap prima selama menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci.
Dengan kepatuhan terhadap jadwal makan dan kewaspadaan terhadap kondisi makanan, diharapkan kasus keracunan dapat ditekan, sehingga jemaah bisa menjalankan ibadah haji secara aman dan sehat hingga selesai.(*)