Riwayat Kesehatan Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab, yang Meninggal Setelah 5 Hari Terserang Stroke

Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia. - Foto Instagram--
Radarlambar.bacakoran.co - Kehilangan Ibrahim Sjarief Assegaf, suami dari jurnalis terkenal Najwa Shihab pada 21 Mei 2025, setelah lima hari berjuang melawan stroke menjadi kabar duka mendalam bagi keluarga dan kerabat dekatnya.
Rifqi Sjarief Assegaf adik kandung Ibrahim menjelaskan beberapa hal terkait riwayat kesehatan almarhum yang memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi tubuh Ibrahim sebelum meninggal.
Rifqi menjelaskan bahwa Ibrahim sudah lama menderita diabetes, yang memerlukan penanganan medis yang ketat. Ibrahim harus menggunakan insulin secara rutin untuk mengontrol kadar gula darahnya. Meskipun memiliki riwayat diabetes, Ibrahim selalu menjaga kesehatannya dengan menjalani perawatan medis yang teratur. Selain itu, ia tidak memiliki masalah dengan tekanan darah tinggi, yang sering menjadi masalah tambahan bagi penderita diabetes. Ibrahim juga dikenal sebagai pribadi yang sangat aktif, gemar berolahraga seperti berlari, bersepeda, bahkan mendaki gunung, untuk menjaga kebugarannya.
Keadaan berubah drastis ketika Ibrahim mengalami serangan stroke. Proses penyakit yang sangat cepat ini membuatnya hanya bertahan selama lima hingga enam hari sebelum akhirnya meninggal dunia. Rifqi mengungkapkan bahwa meskipun waktu yang mereka miliki untuk mendampingi Ibrahim di rumah sakit tidak lama, keluarga merasa bersyukur bisa berada di sisinya selama masa-masa kritis tersebut. Selama perawatan Najwa Shihab, istri tercinta selalu setia menemani dan memberikan dukungan penuh untuk suaminya.
Ketika kondisi Ibrahim semakin buruk, keluarga harus membuat keputusan yang sangat sulit mengenai kelanjutan perawatan medis. Rifqi menjelaskan bahwa meskipun keputusan untuk menghentikan perawatan intensif tidak mudah, mereka menyadari bahwa secara medis tidak ada lagi tindakan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Ibrahim.
Keputusan ini diambil dengan penuh pengertian dan ikhlas. Keluarga termasuk Najwa Shihab memutuskan untuk menghentikan penggunaan alat medis yang membantu Ibrahim, karena ia sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Di luar masalah kesehatan yang dihadapinya, Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap sesama. Banyak orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang dermawan dan selalu siap membantu. Ibrahim rutin menyantuni anak-anak yatim dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kepribadiannya yang baik dan tulus membuat Ibrahim dihormati oleh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, Ibrahim juga sangat peduli terhadap keluarga, selalu berusaha menjadi suami yang penuh kasih dan ayah yang perhatian.
Ibrahim dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 21 Mei 2025, dan prosesi pemakaman tersebut berlangsung dengan penuh haru. Hujan yang turun saat itu seolah menjadi simbol kesedihan yang mendalam dirasakan oleh keluarga dan para pelayat yang hadir. Meskipun suasana pemakaman sangat penuh dengan kesedihan, keluarga Ibrahim tetap menunjukkan ketegaran dan menerima kenyataan dengan lapang dada.
Kepergian Ibrahim meninggalkan banyak kenangan tentang kebaikan hati, perhatian, dan kasih sayang yang ia berikan kepada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia telah tiada, kenangan tentang sosoknya yang dermawan dan penuh kasih sayang akan selalu hidup dalam ingatan keluarga dan mereka yang mengenalnya. (*/lusi)