Gua Kaneng, Keindahan Alam yang Tersembunyi di Purwodadi

Gua Kaneng yang berada di Sawiran, Dusun terpencil di Desa Dawansengon, Pasuruan, Jawa Timur. Foto Net--

Radarlambar.Bacakoran.co - Pasuruan, Jawa Timur, dikenal dengan wilayahnya yang berbukit-bukit sehingga menyimpan banyak destinasi wisata alam menarik. Salah satu yang mulai dikenal adalah Gua Kaneng, terletak di Dusun Sawiran, Desa Dawansengon, Kecamatan Purwodadi. Dari pusat Kota Pasuruan, perjalanan menuju gua ini memakan waktu sekitar satu jam dengan jarak kurang lebih 35 kilometer. 

Untuk mencapai Gua Kaneng, pengunjung harus menempuh jalan setapak tanah yang sempit selama kira-kira 15 menit dari gerbang masuk kawasan wisata. Di sepanjang jalur tersebut, deretan pohon karet yang rimbun menjadi pemandangan yang menenangkan. Selain berkebun karet, warga Desa Dawansengon juga banyak yang menjalankan usaha peternakan sapi perah, menunjukkan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan alam sekitar.

Gua Kaneng adalah gua alami yang terbentuk dari rongga batu cadas. Warga desa yang peduli akan potensi wisata setempat kemudian memperluas gua ini agar bisa dinikmati oleh lebih banyak orang dan sekaligus memperkenalkan keindahan Purwodadi ke publik. Upaya tersebut diharapkan bisa mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi wisata alam yang semakin dikenal luas.

Gua ini terbagi menjadi dua bagian dengan kedalaman berbeda. Bagian pertama memiliki kedalaman sekitar 10 meter, sementara bagian kedua lebih dalam, mencapai 20 meter. Saat memasuki gua, pengunjung harus menyiapkan diri secara fisik dan perlengkapan penerangan, karena beberapa titik mengharuskan pengunjung berjalan dalam posisi jongkok atau bahkan merayap menyusuri lorong yang sempit dan gelap. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi pecinta petualangan dan penjelajah alam.

Menurut cerita Toyo, penjaga gua, dulunya kawasan ini adalah habitat berbagai binatang buas. Namun, seiring dengan perkembangan pemukiman di sekitar, binatang-binatang tersebut berpindah ke daerah lain. Selain itu, Gua Kaneng juga pernah dipakai sebagai tempat bertapa oleh penganut kepercayaan Kejawen, menambah nilai historis dan spiritual tempat ini.

Meski baru sekitar tujuh bulan dibuka untuk umum, masyarakat setempat sudah bersemangat merawat dan mengelola tempat ini secara bersama-sama. Mereka membantu membangun akses jalan, membersihkan jalur masuk, dan menjadi pemandu wisata yang ramah. Inisiatif ini membuktikan bahwa partisipasi warga sangat penting dalam mengembangkan potensi wisata lokal secara berkelanjutan.

Dalam waktu dekat, pihak pengelola berencana menambah fasilitas lain seperti kolam renang dan area outbound untuk menarik lebih banyak pengunjung dan memperkaya pengalaman wisata di kawasan ini. Nama “Kaneng” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “sungai yang tenang”, menggambarkan suasana damai dan teduh yang dapat dirasakan di gua tersebut.

Gua Kaneng menunjukkan bahwa kekayaan alam yang tersembunyi bisa menjadi sumber daya wisata yang sangat berharga apabila dikelola dengan baik dan bersama-sama menjaga kelestariannya. Di tengah banyaknya objek wisata buatan yang semakin berkembang, tempat seperti Gua Kaneng menawarkan alternatif wisata alam yang asli dan penuh pesona.(yayan/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan