Usai Terbakar, Smelter PTFI di Gresik Kembali Beroperasi

Freeport Indonesia memastikan fasilitas pengolahan biji logam atau smelter perusahaan di Gresik yang sempat terbakar pada tahun lalu sudah mulai beroperasi. -Foto -Net-

Radarlambar.bacakoran.co - Setelah sempat mengalami kebakaran hebat pada Oktober 2024 lalu, fasilitas pengolahan bijih logam milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik kini kembali beroperasi lebih cepat dari jadwal yang dijanjikan. Fase produksi awal telah dimulai pada pekan ketiga Mei 2025, dan diperkirakan akan menghasilkan katoda tembaga pada minggu keempat Juni mendatang.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan bahwa keberhasilan pemulihan operasional smelter ini merupakan hasil dari sinergi berbagai upaya luar biasa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mobilisasi logistik hingga pengerahan ribuan tenaga kerja terlatih. Tony menjelaskan, proses pengolahan tembaga dimulai dari pemrosesan konsentrat menjadi anoda melalui furnace, sebelum akhirnya melalui tahap electrorefining untuk menghasilkan katoda tembaga berkualitas tinggi.

Kehadiran langsung Chairman of the Board Freeport McMoRan, Richard C. Adkerson, serta Presiden dan CEO Freeport McMoRan, Kathleen Quirk, di lokasi smelter Gresik menandai pentingnya momen ini bagi korporasi global. Keduanya datang guna memastikan proses restart berjalan sesuai rencana dan memenuhi standar keselamatan yang ketat.

Percepatan pemulihan fasilitas ini tidak terlepas dari kerja ekstra yang dilakukan perusahaan. Pengiriman suku cadang dan material penting dilakukan menggunakan pesawat kargo berbadan lebar, termasuk tiga kali penerbangan Antonov AN-124 dan Boeing 747 yang membawa total lebih dari 300 ton peralatan. Di lapangan, lebih dari 2.000 pekerja dikerahkan dalam dua shift yang intensif, difokuskan pada aspek perbaikan, konstruksi, hingga instalasi ulang komponen utama.

Dia menyebut setiap tahapan dilakukan dengan perhitungan matang, dengan keselamatan sebagai prioritas utama, dan ia juga menegaskan bahwa pendekatan hati-hati perusahaan dalam menghadapi tantangan besar ini.

Smelter yang telah mulai beroperasi ini akan melalui fase ramp-up, yakni peningkatan kapasitas produksi secara bertahap, dari 40 persen hingga mencapai 100 persen pada Desember 2025. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan ketangguhan PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi, namun juga menjadi tonggak penting dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional yang dicanangkan pemerintah.

Di tengah dinamika industri ekstraktif global yang menuntut efisiensi, keberlanjutan, dan kontribusi terhadap pembangunan nasional, langkah PTFI ini mempertegas peran sektor pertambangan dalam menyokong transformasi industri dalam negeri.

Dengan kembali beroperasinya smelter di Gresik, pemerintah dan masyarakat dapat melihat bahwa hilirisasi bukan sekadar wacana kebijakan, tetapi telah diterjemahkan menjadi aksi nyata yang mendukung ketahanan industri nasional sekaligus memberi nilai tambah signifikan bagi sumber daya alam Indonesia.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan